Muktamirin yang menggunakan ID Card dilengkapi dengan barcode menuju ruang Pleno I pembahasan dan pengesahan tata tertib Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015). Ribuan muktamirin mendapatkan ID Card kosong tanpa barcode hanya bisa digunakan untuk menghadiri pembukaan Muktamar. Sedangkan untuk mengikuti sidang, harus menggunakan ID Card yang lengkap dengan nama, foto dan barcode. Sidang tersebut dijaga ketat oleh petugas banser.

Surabaya, Aktual.com — Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Malik Madani diisukan diculik dari lokasi Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Dugaan penculikan Malik Madani beredar melalui pesan singkat.

Dalam pesannya, publik diarahkan agar mengkonfirmasi dugaan penculikan kepada Mukhlas, saksi mata kejadian. Penculiknya diduga adalah YS.

Di saat bersamaan, Aktual bersama rekan-rekan media lainnya tengah meminta konfirmasi perihal proses registrasi dan screening peserta muktamar. Wawancara berlangsung di Alun-alun Jombang.

Abdul Malik mengungkapkan bagaimana pentingnya screening bagi peserta. Sebab, sesuai konstitusi penting diatur agar dalam sidang-sidang pleno peserta yang mempunyai hak suara tidak bercampur dengan peninjau.

“Siapa peserta yang berhak bersuara itu harus jelas bahwa dia sebagai peserta sah. Makanya sekarang dilakukan screening, pemanggilan satu persatu, per wilayah,” jelasnya.

Peserta dan peninjau, bersama-sama dalam satu ruangan sidang sesuai rencana akan dipisah tempat duduknya. Peninjau berada di sisi kanan dan sisi kiri, sementara peserta berada di tengah-tengah.

“Mereka (peninjau) tetap bisa mengikuti, mereka ditempatkan di sayap kiri dan di sayap kanan. Mereka dipisahkan dengan peserta, karena yang punya hak suara itu peserta,” jelas Malik.

(Faizal RIzki Arief)

Artikel ini ditulis oleh: