Jakarta, Aktual.com — Brazil telah jatuh kembali ke dalam resesi, memperdalam kesuraman di ekonomi terbesar ketujuh di dunia itu, yang sudah babak-belur oleh penurunan harga komoditas, krisis politik dan skandal korupsi.

“Pada kuartal kedua tahun ini, produk domestik bruto (PDB) tergelincir 1,9 persen. Produk domestik bruto sudah turun 0,7 persen pada kuartal pertama,” ujar lembaga statistik pemerintah IBGE, dilansir Sabtu (29/8).

Ekonomi Brazil telah berada dalam kesulitan selama empat tahun, sejak berakhirnya “booming” yang didorong oleh ekspor komoditas, terutama ke Tiongkok. Penurunan harga minyak dan komoditas lainnya telah menekan lubang besar dalam anggarannya.

Menambah “malaise” ekonomi adalah meningkatnya krisis politik di mana Presiden Dilma Rousseff menghadapi desakan untuk pengunduran diri dan ketidakpuasan — bahkan di antara banyak pendukungnya sendiri — atas langkah-langkah penghematan.

Sebuah penyelidikan korupsi besar yang bernama “Operation Car Wash” (Operasi Cuci Mobil) telah mengungkap skema suap dan penggelapan yang berputar di sekitar raksasa perusahaan minyak milik negara Petrobras dan melibatkan para politisi dan eksekutif senior. Partai Buruh Rousseff juga telah terseret ke skandal tersebut.

“PDB menunjukkan ke apa yang Brazil telah alami baru-baru ini: resesi kuat, situasi politik yang cukup bergejolak, dengan inflasi meningkat, dengan kenaikan suku bunga,” kata Alex Agostini, kepala ekonom di Austin Rating.

“Ini berdampak pada kepercayaan investor, atau bisnis dan konsumen.” Sebuah pemulihan cepat belum bisa diharapkan, karena pengangguran terus meningkat dan mata uang nasional, real, turun sekitar 25 persen tahun ini terhadap dolar AS.

Awal bulan ini, sebuah survei bank sentral terhadap para ekonom untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa kontraksi akan berlanjut sampai 2016 pada tingkat dangkal.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi tetap di perkiraan 9,32 persen pada tahun ini, tetapi mengangkat proyeksi 2016 untuk kenaikan harga menjadi 5,44 persen dari 5,43 persen.

Moody’s telah memangkas rating kredit Brazil menjadi mendekati status “junk” (sampah), yang mencerminkan meningkatnya kesulitan dengan utangnya.

Data pada Jumat menunjukkan penurunan curam kuartal kedua di sektor industri, mencakup industri minyak yang bermasalah berpusat pada Petrobras, di 4,3 persen.

Pertanian, di mana Brazil merupakan salah satu produsen utama di dunia untuk komoditas-komoditas seperti kedelai, gula dan unggas, tergelincir 2,7 persen.

Mencerminkan pelambatan negara itu, belanja konsumen turun 2,1 persen, penurunan kuartalan kedua berturut-turut.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka