Gaza, Aktual.com – Saat ini pasukan pertahanan sipil di Gaza sedang mencari ribuan jenazah yang diperkirakan masih tertimbun di bawah puing-puing reruntuhan bangunan di Gaza. Pencarian mulai dilakukan pada hari kedua gencatan senjata yang disepakati antara Hamas dan Israel.

Pihak pertahanan sipil di Gaza memperkirakan setidaknya ada 10 ribu jenazah yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan akibat bombardier militer zionis Israel. ”Kami sedang mencari jenazah lebih dari 10 ribu martir yang masih berada di bawah reruntuhan sampai sekarang,” kata Mayor Mahmoud Basal selaku juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza, Senin (20/1) waktu Gaza, dilansir dari Al Jazeera.

Ia menambahkan, tercatat ada 2.842 jenazah warga Gaza yang dinyatakan hilang tanpa jejak saat serangan Israel. ”Jumlah syuhada yang jenazahnya menguap dan tidak ditemukan jejaknya akibat pemboman Israel mencapai 2.842 syuhada,” kata Basal.

Hingga saat ini setidaknya sebanyak 97 ribu jenazah berhasil dievakuasi sejak serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. ”Tim kami di seluruh wilayah kegubernuran di Jalur Gaza menemukan lebih dari 38 ribu jenazah korban tewas dan lebih dari 97 ribu orang terluka dari tempat, rumah, dan bangunan yang menjadi target Israel sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober 2023,” terang Basal.

Diungkap Basal pula, sebanyak 99 anggota pertahanan sipil Gaza telah gugur, dan 319 lainnya terluka akibat serangan pendudukan Israel. Selain itu, 27 anggotanya masih ditahan oleh militer Israel, yang mana nasib mereka belum diketahui hingga kini. Bukan hanya itu, Basal mengatakan militer zionis telah menghancurkan 17 markas dan pusat pertahanan sipil dari 21 markas mereka di Jalur Gaza, dan menghancurkan setidaknya 85 persen kendaraannya.

Ia lantas mengungkapkan kalau saat ini pihaknya sangat membutuhkan berbagai peralatan penyelamatan, ambulans, dan alat-alat pemadam kebakaran. Basal juga menyerukan seluruh organisasi pertahanan sipil di wilayah Arab dan internasional untuk membantu upayanya dalam mencari puluhan ribu jenazah yang masih tertimbun.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan saat ini ada sekitar 50 juta ton puing akibat bombardier Israel, dan diperlukan waktu sekitar 20 tahun untuk membersihkannya, dengan biaya sekitar Rp163 triliun.

Dari data satelit PBB (UNOSAT) pada Desember 2024 lalu, sebanyak lebih dari 170 ribu bangunan telah rusak atau hancur, yang setara dengan sekitar 69 persen dari total bangunan di Jalur Gaza. UNOSAT menyebutkan total bangunan yang rusak sebanyak 245.123 unit rumah.

Kerusakan bangunan itu termasuk 200 fasilitas pemerintah, 136 sekolah dan universitas, 823 masjid, serta tiga gereja. Banyak rumah sakit yang rusak selama konflik, dengan hanya 17 dari 36 unit yang masih berfungsi sebagian hingga Januari.

Untuk diketahui, sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, tercatat hampir 47 ribu warga Gaza telah gugur dan 110.750 orang terluka. Saat ini, lebih dari 1,8 juta orang membutuhkan tempat penampungan darurat di Gaza, kata kantor kemanusiaan PBB.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain