Jakarta, Aktual.com – DPR RI angkat bicara terkait diamankannya pasukan perdamaian Indonesia di Sudan karena dituding menyelundupkan senjata. Pasalnya, hal tersebut dianggap mencoreng nama Indonesia di dunia internasional.

Salah satunya, Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf. Ia tak terima bila pasukan perdamaian dituding melakukan penyelundupan senjata.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang paling banyak dikenal mengirimkan pasukan perdamaian. Sesuai amanat UUD 1945, kata dia, Indonesia tidak pernah menginginkan konflik dalam bentuk apapun, termasuk menyelundupka senjata.

“Indonesia tidak bisa terima kejadian yang tidak adil. TNI dan pasukan perdamaian kita yang dituduh nyata menyelundupkan senjata api ini sangat mencoreng nama dan bangsa Indonesia,” ujar Nurhayati saat menyampaikan interupsi dalam rapat paripurna di Kompleks Parelemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen itu mengatakan, tudingan bisa merusak diplomasi Indonesia. Padahal, parlemen Indonesia saat ini sedang mendapat posisi yang baik karena sejumlah pimpinan DPR sempat diamanatkan sebagai pimpinan dalam beberapa forum internasional.

“Kejadian ini sangat memalukan kita. Apalagi saling tuduh. TNI mengatakan tidak ada keterlibatan, tapi dimungkinkan oknum polisi,” tegasnya.

Karenanya, Wakil Ketua Umum Demokrat itu mengusulkan agar DPR meminta penjelasan pemerintah akan apa yang terjadi. Ia menilai, perlu ditelusuri secara tuntas siapa yang melakukan penyelundupan itu.

“Jika sudah diketahui, perlu diadili secara transparan di pengadilan. Hukumnya harus secara terbuka sebagaimana kejadian di Indonesia. Ini tidak bisa diremehkan,” pungkas Nurhayati.

Sebelumnya, Pemerintah Sudan dilaporkan menangkap pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam UNAMID karena diduga telah melakukan penyelundupan senjata, Senin (23/1).

Seperti dilansir oleh media lokal Sudan Tribune, Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi mengakui aparatnya menyita sejumlah senjata berat dari pihak UNAMID.

“Sesuai dengan informasi yang diperoleh pihak keamanan kami, selain senjata dan amunisi disita juga beberapa bahan lain seperti batu-batuan,” kata Hasab.

Pihak Kemenlu sebelumnya masih mendapatkan kejanggalan dari informasi awal yang didapatkan. Duta besar RI di Khartoum sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan kepolisian asal Indonesia yang diduga menyelundupkan senjata.

“Terkait permasalahan di Sudan, Kita sudah mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. Terdapat beberapa kejanggalan dari informasi awal yang diterima. Pihak PBB sedang melakukan investigasi,” kat Juru bicara Kemenlu Armanantha Nasir.

Sementara, Polri akan menurunkan tim ke Darfur, Sudan, untuk menyelidiki kasus penyelundupan senjata yang diduga dilakukan oleh polisi pasukan perdamaian PBB dari Indonesia di Darfur.

“Kami akan turunkan tim ke sana untuk investigasi,” kata Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol, Brigjen Pol Naufal Yahya.

 

Laporan: Nailin

Artikel ini ditulis oleh: