Jakarta, Aktual.com – Dua orang oknum guru perempuan pengajar di Pesantren Istiqomah Jalan Imam Bonjol Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, saling melapor ke Polres setempat terkait pemukulan anak didik dan oknum guru.

“Saat ini laporan tersebut sudah diproses oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Barito Utara,” kata Kasat Reskrim Polres Barito Utara (Barut), Benito Harleandra kepada wartawan di Muara Teweh, Kamis (23/3).

Menurut Benito, saat ini polisi unit PPA sedang mendalami dua laporan tersebut dan memeriksa saksi-saksi secara intensif.

Peristiwa itu disampaikan berawal dari seorang oknum guru di MTS Istiqomah Muara Teweh berinisial SM (50) yang diduga melakukan pemukulan terhadap anak didiknya menggunakan sapu. Alasannya sejumlah pelajar kelas VIII datang terlambat ke sekolah sehingga tidak mengikuti upacara bendera pada Senin (20/3).

Pelajar yang terlambat itu didatangi oleh oknum guru SM dan langsung memukul mereka dengan menggunakan sapu. Salah satu muridnya yakni bernama JW (14) yang mendapat pukulan di bagian punggung bagian atas.

Tak hanya JW, diduga ada korban lain yakni merupakan anak salah satu dari guru yang bertugas di sekolah tersebut yakni RB (45). Usai peristiwa itu, JW (14) tak masuk sekolah selama dua hari. Orangtuanya lalu curiga dan bertanya kepada JW.

JW lalu bercerita terkait pemukulan yang dilakukan oleh oknum gurunya dan mengaku ketakutan serta sakit pada bagian punggungnya. Tak terima, orangtua JW lalu melapor ke SPKT Polres Barito Utara pada Rabu (22/3).

“Sakit belakang ulun mak (Punggung saya sakit mah),” ucap JW dalam bahasa Banjar yang ditirukan oleh salah satu penyidik kepolisian.

Mendengar anaknya dipukul, RB tak terima dan langsung mendatangi SM. Adu mulut tak terhindarkan sehingga RB kemudian memukul SM tepat di bagian pipi kiri dan menendang paha kanannya. Karena tidak terima perlakuan itu SM melaporkan ke SPKT Polres Barito Utara. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: