Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat menjelang rilis data inflasi Maret 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini.

Pada pukul 09.41 WIB, kurs rupiah menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.233 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penguatan rupiah seiring dengan sentimen positif dari China yaitu membaiknya indeks manufaktur Negeri Tirai Bambu tersebut.

“Membaiknya indeks manufaktur ini seiring dengan sentimen positif dari potensi adanya kesepakatan perang dagang antara AS-China yang sampai saat ini pembahasannya masih berlangsung,” ujar Lana, Senin (1/4).

Indeks manufaktur China yang diumumkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik China untuk Maret 2019 kembali di atas level 50, yaitu 50,2 sebagai level ekspansi. Level tersebut juga di atas ekspektasi konsensus pasar yaitu 49,5.

Artikel ini ditulis oleh: