Jakarta, Aktual.com — Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhammad mengatakan bahwa langkah “buyback” (pembelian kembali) saham-saham BUMN merupakan langkah yang tepat pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

“Buyback bagus. Kami yang menganjurkan itu, supaya jangan merusak harga pasar,” kata Fadel Muhammad di Jakarta, Rabu (26/8).

Ia mengaku khawatir terhadap kondisi mata uang rupiah pada saat ini karena kondisinya semakin melemah terhadap dolar.

“Saya khawatir, jangan sampai saja kondisinya mencapai Rp15 ribu, harus ada tindakan,” katanya.

Salah satu solusi yang ia sarankan adalah agar mengurangi transaksi dolar di dalam negeri untuk menyelamatkan rupiah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan meminta BUMN berhati-hati dalam aksi pembelian saham kembali dalam menghadapi gejolak pasar saham kian mengkhawatirkan.

IHSG mengalami penurunan hingga 3,97 persen ke level 4.163,73.

“Atas hal tersebut, saya menilai bahwa aksi buyback saham BUMN itu belum tentu diikuti oleh emiten-emiten swasta. Bahkan, kemungkinan, tidak semua BUMN akan melakukan aksi buyback tersebut karena berbagai faktor seperti soal harga, sumber pendanaan yang belum clear, dan sebagainya,” kata Heri.

Selanjutnya, seperti pengalaman yang lalu, aksi pembelian kembali saham justru memberi hasil yang bertolak belakang.

“Bukannya stabil, harga saham justru bisa lebih anjlok. Karenanya, BUMN-BUMN harus lebih berhati-hati. Hitung untung-ruginya dengan lebih cermat, terutama terkait dengan jumlah saham yang sudah beredar di pasaran. Apalagi, dalam waktu yang belum lama ini, beberapa BUMN baru saja melakukan right issue,” kata politisi Partai Gerindra itu.

Meski begitu, dirinya tetap berharap kebijakan “buyback” bisa menjadi stimulus untuk meredam kejatuhan HSG ke level yang lebih dalam.

“Namun, pemerintah harus tetap berhati-hati. Hitung dengan cermat momentum dan untung-ruginya. Jumlah Rp10 triliun itu bukan angka yang sedikit. Apalagi, kondisi ekonomi memang tidak stabil seperti penurunan harga komoditas yang makin suram,” kata Heri Gunawan.

Artikel ini ditulis oleh: