Dewan Pemuda Ijaw, mewakili kelompok suku terbesar di wilayah tersebut, mengatakan bahwa para tentara telah mengepung kota tersebut dan beberapa masyarakat dan warga sipil terluka.

“Tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar dari kelompok karena aliran air telah disumbat oleh pihak militer,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Wanita dan anak-anak menderita kelaparan dan penyakit, wanita diperkosa dan mengalami pelecehan seksual,” tambah pernyataan itu.

Pihak militer menolak tuduhan tersebut dan menganggapnya sebagai hasutan. Operasi serupa yang dilancarkan di daerah berbeda telah memicu pemberontakan sebelum pemerintah berhasil menenangkan ketegangan dengan menjanjikan lebih banyak pembangunan untuk wilayah miskin, sebuah permintaan utama dari para warga.

Penduduk desa mengeluhkan kemiskinan dan kerap kali memberi perlindungan terhadap petempur di sungai Delta Niger yang sulit dijangkau.

Kerusakan akibat serangan terhadap industri minyak Nigeria telah memperburuk kondisi ekonomi terbesar di Afrika itu, yang tergelincir ke dalam resesi pada 2016 untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, terutama karena harga minyak yang rendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu