Sekolah Pra Nikah
Sekolah Pra Nikah

Jakarta, Aktual.com – Majelis Taklim Telkomsel (MTT) mulai 15 Juli hingga 2 September 2017 menggelar Sekolah Pra Nikah (SPN) untuk anak-anak muda di Telkomsel Smart Office, Jakarta. SPN ini dilaksanakan tiap Sabtu, terbagi menjadi delapan narasumber bertujuan untuk mendorong anak muda agar segera menikah sesuai dengan tuntutan agama Islam.

“Acara Sekolah Pra Nikah ini merupakan salah satu pembentukan strong character anak-anak muda Islam. Tujuannya adalah memberikan bekal bagi yang belum menikah agar cukup keilmuan sehingga berani untuk menikah,” ujar Ketua MTT, Wawan Budi Setiawan di Jakarta, Sabtu (15/7).

Sekolah kali ini, lanjutnya, diisi oleh banyak pemateri yang berkualitas seperti Ust. Muhsinin Fauzi, Ust. Hanan Attaki, Ust. Fauzil Adhim, Ust. Ahmad Syarwat, Ust. Hilman Rosyad. WO D’walimah, dr. Bonti Djunarjanto, Sp. OG, dan spesial guest star pasangan muda Fitri Aulia dan Mulki (Owner Kivitz).

Ustad Ahmad Sarwat, misalnya, menyampaikan tujuan menikah berdasarkan ilmu fiqih. Salah satu contohnya adalah ketika suami mengatakan cerai ke istrinya, sebetulnya itu sudah jatuh talak, walaupun belum ke KUA.

“Suami sekali bilang cerai, maka jatuhlah talak 1.  Sedangkan berbeda kalau istri, minta cerai berkali kali pun tidak akan sah,” jelasnya.

Ketua Panitia SPN, Hafizh Fatah Rachmatullah menyampaikan bahwa tujuan acara ini diharapkan para peserta dapat memahami esensi pernikahan, alasan perlunya menikah, dan mewujudkan pernikahan melalui jalan yang dibenarkan secara syari’at agama.

“Ada sekitar 200 anak muda yang ingin ikut SPN ini. Namun karena keterbatasan kapasitas, jumlah peserta dibatasi hanya sebanyak 152 orang. Mereka akan menimba ilmu pernikahan selama dua bulan lamanya,” tambahnya.

Untuk diketahui, MTT adalah lembaga dakwah perkantoran yang didirikan oleh karyawan Telkom-Telkomsel dengan tujuan memberikan kontribusi dalam pembinaan keIslaman melalui empat pilar. Pertama, Strong character dengan mengadakan kajian keislaman setiap hari, Senin sampai Jumat setelah zuhur. Kedua, sosial responbility dengan memberikan zakat ke dhuafa atau orang yang membutuhkan. Ketiga, Syariah preneurship. Misalnya, memberikan pemahaman penerapan syariah dalam kehidupan, misalnya kalau nabung, ayo dong ke Bank Syariah. Ini supaya bisnis Telkomsel lebih ke Syariah. Keempat, Sharing dakwah digital agar kajian ini bisa dinikmati masyarakat umum.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka