Jakarta, aktual.com – “Becik ketitik ala ketara” (Berbuat baik maupun buruk akhirnya akan terlihat juga) pribahasa Jawa ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini hanya ada dua sifat makhluk dalam memainkan perannya di dunia, yakni baik ataupun buruk.

Ketika seorang makhluk memainkan sifat baiknya maka serapat apapun ia menutupi akan ketahuan juga, begitu pula dengan makhluk yang berbuat buruk, selama masih di atas muka bumi ini tidak akan bisa menutup sifatnya.

Dan setiap apa yang dikerjakan, tentunya akan dimintakan pertanggungjawabannya dan menuai balasannya. Apakah itu balasan langsung di dunia atau nanti di akhirat, dan semua balasan yang diberikan tuhan pasti akan setimpal dengan apa yang dikerjakan.

Lalu, apa hubungannya pribahasa Jawa tersebut dengan #2019GantiPresiden?

Gerakan bertagar #2019GantiPresiden yang terus ramai menjadi perbincangan publik, dari yang berawal  di media sosial, kini gerakan yang diklaim sebagai bentuk kekecewaan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut kian meluas secara massif di setiap lapisan masyarakat melalui sejumlah pernak perniknya. Baik itu berupa kaus, gelang tangan yang bertuliskan tagar tersebut.

Tagar yang kini didengungkan itu tidak lepas dari kaitannya menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019 yakni pemilihan presiden dan legislatif nanti. Hastage #2019GantiPresiden pun suka tidak suka membuat jurang pemisah yang diperkirakan akan sangat lebar, sebab tidak terlepas dari pro dan kontra. Ya, pada bagian pro-kontra ini lah, pribahasa Jawa tersebut menemui konektivitasnya, dimana seseorang melihat sifat orang lain, yang berujung pada like or dislike.

Bagi mereka yang Pro tentunya hanya memiliki argumentasi agar mengembalikan kondisi Indonesia dalam keadaan stabil dengan mengganti presiden baru alias asal jangan Jokowi lagi.

Sejumlah alasan pemaparan juga diberikan bagi para pendukung gerakan ini, diantaranya. Pemerintahaan di bawah kepemimpinan mantan Walikota Solo tersebut sudah tidak sejalan dengan amanah Undang-Undang Dasar  1945, dimana setiap kebijakannya dinilai sudah tidak lagi berpihak pada nasib rakyat, dan tidak ada satupun Visi Misi yang diperkenalkan Jokowi  dalam bentuk Nawacita dan Trisakti yang dijalankan. Tidak hanya itu, setidaknya ada 66 janji  yang disampaikan Jokowi pada Pemilu 2014 lalu, dinilai tidak terlaksana sama sekali alias gagal total.

Merasa dibohongi secara terang-terangan, mungkin ini juga yang membuat gerakan yang diinisiasi Wakil Seketaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKS Mardani Ali Sera kian mendapat simpati. Bahkan, pernak-pernik itu kini menjadi trendsetter di kalangan “Anak Muda Jaman Now” atau anak milenial.

Semenatara itu, bagi mereka yang kontra pada gerakan bertagar ini juga memiliki pandangannya terhadap pemerintahan yang dipimpin Jokowi dan Jusuf Kalla. Mereka menilai, gerakan ini hanya sekedar pemuas nafsu politik untuk mengganti atau bahkan sekedar mengganti presiden saja, tiap menjelang lima tahunan yakni Pemilu. Akan tetapi, tidak ada usulan nama calon presiden pengganti yang dinilai mampu menggeser posisi mantan Gubernur DKI itu.

#2019GantiPresiden Berpengaruh

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang