Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti terkait sejumlah aksi bela Islam di penghujung 2016 hingga awal tahun lalu mendapat reaksi dari berbagai kalangan.

Salah satu anggota tim pengacara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Damai Hari Lubis pun membantah ucapan La Nyalla yang menyebut aksi tersebut ditunggangi oleh kelompok politik.

“La Nyalla ngawur. Hanya karena urusan pribadinya lalu merendahkan Aksi Bela Islam sebagau tunggangan,” kata Damai kepada Aktual, Jum’at (12/1) malam.

Ia berpendapat, masyarakat atau umat Islam secara khusus, tak perlu mendengar mantan Ketua PSSI itu. Menurutnya, La Nyalla sendiri merupakan sosok yang masih diragukan integritasnya.

Ia beralasan, selama berada di dalam tubuh PSSI, sepakbola di tanah air terbukti masih carut marut. Bahkan, La Nyalla harus kehilangan jabatannya sebagai Ketua PSSI karena divonis bersalah atas kasus korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur periode 2011-2014.

“Sebagai salah seorang yang selalu ikut bersama ulama dalam aksi bela Islam dari sekian juta ummat, saya menyatakan terlalu berlebihan seorang La Nyalla menyatakan hal-hal soal politik praktis tentang bela islam yang ditunggangi partai politik,” jelas Wakil Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini.

Damai sendiri beranggapan bahwa sosok La Nyalla tidak memahami betul dahsyatnya Aksi Bela Islam yang telah menjungkalkan Ahok dari kursi Gubernur DKI Jakarta pada beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, ucapan La Nyalla justru menandakan bahwa sosok tersebut hanya memandang segala hal dari kepentingan politik praktis yang sesaat saja.

Padahal, Aksi Bela Islam sendiri dianggap Damai telah menyatukan segala kalangan pada saat itu, dari ulama, politikus, aktivis hingga masyarakat awam.

“Dirinya (La Nyalla) sepertinya tidak mau tahu atau menafikan sisi positifnya (Aksi Bela Islam), karena salah satu keberhasilan umat Islam adalah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan unsur masyarakat, seperti politikus, perhimpunan golongan masyarakat muslim maupun nasionalis,” bebernya.

Dampak yang paling baru dari kejatuhan Ahok, lanjut Damai, adalah ditutupnya tempat prostitusi Alexis dan perjuangan melawan reklamasi Teluk Jakarta oleh Pemprov DKI Jakarta.

Dengan demikian, Damai pun berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati mencermati ucapan La Nyalla yang cenderung bersifat mengadu domba lantaran tidak dimuluskan keinginannya untuk melaju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur.

“Masyarakat mesti berhati-hati terhadap ucapan ‘sesat’ dari La Nyalla yang tanpa disadari dapat memicu lemahnya gairah perjuangan untuk seri bela islam selanjutnya serta dapat mengadu domba serta menjadi sandungan atau obstrusi antar pihak dan golongan,” tutupnya.

Pewarta : Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs