Untuk saat ini dampak dari overscale Gunung Agung, belum ada tanda lontaran bebatuan vulkanik, namun terlihat asap putih tebal. Selain itu, ditambah adanya kebulan abu sangat tinggi beserta berlangsungnya aliran lava di dinding kawah, sehingga suplai magma terus mendesak keluar semakin besar.

“Kami mencatat hari ini adanya tremor overscale seperti pada 28 November 2017, namun perbedaannya lebih pendek,” ujarnya.

Ia menambahkan, sangat berkaitan antara aktivitas vulkanik Gunung Agung dengan aktivitas tektonik yang sebelumnya terjadi di Desa Abang yang mengakibatkan gempa 3,5 SR beberapa waktu lalu.

Suantika mengatakan, aktivitas “overscale” Gunung Agung ini mirip seperti yang pernah dilakukan Gunung Sinabung yang lebih dari lima kali melakukan tremor melebihi ambang batas dari alat seismograf.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menambahkan, PVMBG pun berencana akan kembali melakukan pemantauan kawah dengan menggunakan drone. Namun hal ini baru akan dilakukan seminggu ke depan, karena saat ini drone mengalami masalah teknis dan harus diperbaiki di Bandung.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara