Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah menjawab pertanyaan media usai melakukan pertemuan tertutup di Jombang, Jawa Timur, Jumat (31/7). Gus Sholah menyatakan siap maju dalam bursa pencalonan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar ke-33 NU, asal tidak memakai sistem Ahwa (ahlul halli wal aqdi) atau sistem penunjukan yang ditolak sebagian besar PCNU se-Indonesia karena sistem tersebut belum disepakati. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/ss/pd/15

Surabaya, Aktual.com — Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid mengharapkan jalannya Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, memberi manfaat bagi organisasi massa berbasis agama Islam terbesar di Indonesia tersebut.

“Saya harap semua pihak berkomitmen agar dalam muktamar ini bisa memberi manfaat NU, bukan malah memanfaatkan NU untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya,” kata Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Solah kepada wartawan di Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8).

Dia juga mengatakan semua pihak harus berusaha memperbaiki NU ke depannya karena organisasi ini adalah aset bangsa yang didirikan oleh para ulama.

“Jadi jangan sampai kita kotori rumah ini dengan praktik-praktik yang tidak baik dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, praktik ‘money politics’ misalnya, jauhi hal ini karena banyak pasti yang datang dengan mengiming-imingi,” ujarnya.

(Faizal Rizki Arief)

Artikel ini ditulis oleh: