Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, memberikan penjelasan seputar perdagangan saham saat memberikan simulasi kepada model Grand Finalis Popular 2016 usai Pembukaan perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (3/11). Kegiatan tersebut dalam rangka simulasi belajar perdagangan saham untuk kalangan artis dan model. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketidakpastian ekonomi global tetap masih akan tinggi, di tengah penantian kebijakan apa yang akan dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump.

Rencana kenaikan suku bunga the Fed yang kabarnya akan dilakukan sebanyak tiga kali di tahun depan tetap akan menjadi momok bagi emerging market seperti Indonesia. Untuk itu, banyak pihak meminta agar peran Bank Indonesia (BI) harus lebih kuat lagi dalam menjaga perekononian ke depan.

“Dalam melihat ketidakpastian ekonomi global di 2017, saya sepakat dengan komentar Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Perekonomian, bahkan Pak JK (Jusuf Kalla), kuncinya ada di kebijakan moneter dari BI,” jelas Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio di Jakarta, ditulis Rabu (28/12).

Menurut Tito, kebijakan perbaikan moneter yang tepat akan menjadi jalan keluar bagi ketidakpastian perekonomian di tahun depan. Untuk itu, pihak BI harus kerja keras untuk menjaga stabilitas nilai tujar rupiah dan inflasi.

“Saya rasa jalan keluarnya adalah perbaikan di sektor moneter. Kalau moneter kuat, dari sisi currency kita juga kuat, inflasi juga bisa terjaga, maka kita bisa positif. Laju pertumbuhan kita bisa makin positif di 2017 nanti,” papar Tito.

Jika kebijakan moneter sudah kuat, baru kebijakan fiskal, menurut dia, akan mengikutinya. Sehingga dari sisi internal, tetap bisa positif di tengah ketidakpastian global di 2017 itu.

“Makanya dari sisi spending harus dipastikan harus cukup, penerimaan pajak juga kuat. Kemudian, bagaimana fungsi tax amnesty itu bisa menaikkan tax base (basis pajak) kita. Sehingga untuk tahun 2017dapat lebih baik (penerimaan) tax-nya,” tegas dia.

Jika kondisi tersebut dapat tercapai, maka dirinya memprediksikan pertumbuhan ekonomi di 2017 bisa mencapai di atas 5,1 persen.

“Saya percaya growth di atas 5,1 dapat tercapai. Saya cukup optimis karena fundamental ekonomi kita bagus,” jelasnya.

Bahkan, dia menegaskan, mestinya semua pihak jangan terlalu khawatir dengan kebijakan Trump nantinya. Pasalnya, jika kebijakan pengganti Barrack Obama itu bisa membuat perbaikan ekonomi AS, maka akan berdampak positif juga ke perekonomian China. Karena saat ini perekonomian China sedang mengalami overheating setelah selama dua puluh mengalami laju perekonomian yang kuat.

“Sehingga, dengan bottom line-nya ekonomi AS yang terlewati, maka akan bagus. Kalau begitu ekonomi China dan kita juga akan terkena dampak positifnya. Makanya, saya yakin ekonomi kita akan lebih bagus,” tutur Tito.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka