Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Arie Sudjito menyarankan Presiden Jokowi memperhatikan agenda reformasi birokrasi dalam wacana reshuffle kabinet tahap kedua.

“Jika kedepan Jokowi mau reshuffle maka agenda reformasi birokrasi perlu mendapatkan perhatian, jadi kementerian pemberdayaan apartur negara dan reformasi birokrasi diperlukan menteri yang kuat dan punya kemampuan aparat birokrasi yang memadai sesuai cita-cita Jokowi,” kata Arie, Senin (21/3).

Akselerasi program dirasa terhambat karena masih lemahnya birokrasi. Dalam hal ini, ketidakberhasilan reformasi birokrasi menjadi faktor penentu.

“Sejauh ini reformasi birokrasi tidak masuk dalam pusaran utama ide pembaharuan dengan semangat ‘kerja, kerja, kerja’,” ujar Arie.

Jokowi disarankan untuk mengambil sosok menteri yang kuat dalam hal penanganan reformasi birokrasi, serta berani mendorong penataan birokrasi sesuai nawacita.

Sebagai hal konkrit, dicontohkan semangat birokrasi dalam profesionalitas, resposibilitas aparat dalam pelayanan publik, serta pencegahan korupsi.

“Saya menilai bahwa program-program pembangunan dan percepatan nawacita mengalami hambatan karena antara visi besar nawacita dengan birokrasi belum connect,”

“Revolusi mental harus dimulai dari mesin pelayanan publik yang direform. Untuk itu butuh menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi yang memiliki kemampuan dan keberanian dalam mengawal kebijakan dan pembangunan Presiden Jokowi,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: