Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kiri) bersama Kepala BPOM Roy Sparringa (kanan) memberi keterangan pers mengenai hasil pengawasan semester II tahun 2015 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (22/12). Dalam periode semester II tahun 2015, Kemendag mengidentifikasi 51 pelanggaran SNI, 46 pelanggaran petunjuk penggunaan manual dan garansi serta 22 pelanggaran pencantuman label berbahasa Indonesia. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui adanya kelesuan yang terjadi pada harga komoditas Mineral, migas, minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan karet pada tahun 2015 lalu. Untuk itu, Menteri perdagangan Thomas Trikasih Lembong menyerukan agar melakukan inovasi dari pola bisnis dan memanfaatkan keadaan.

“Kelesuan pada harga komoditas dunia menuntut pemerintah merubah model bisnis untuk lebih menyikapi keadaan. Misalnya, sekarang lagi giatnya ekonomi digital, Indonesia harus bisa memanfaatkannya dalam bidang perdagangan dan perniagaan,” kata Lembong di auditorium gedung utama Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/1).

Jika ditinjau dari kondisi internal dan eksternal, lanjutnya, kondisi ekonomi 2016 akan membaik pasalnya tantangan yang berat sudah dilalui pada tahun 2015.

“Kita sudah melewati banyak tantangan, pemerintah sudah konsolidasi, banyak perkembangan yang membaik dari dalam maupun luar negeri seperti perkembangan ekonomi AS, Eropa semakin pulih walaupun ekonomi Cihina masih banyak tantangan, namun saya yakin mereka mampu mengatasinya,” tambahnya.

Sedangkan untuk kondisi dalam negeri masih dipengaruhi cuaca yang memburuk. Menteri Lembong menuturkan, beras secara regional stoknya sedang menipis.

“Namun untuk ayam, telor dan cabai akan menurun dalam beberapa minggu lagi. Melonjaknya harga komoditas tersebut karena adanya pengaruh el-nino dan musim libur, namuk akhir bulan ini banyak serta produksi akan memasuki masa panen,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka