Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesai (HIPMI), Bahlil Lahadalia, menilai, diperlukan pengusaha tangguh yang mampu bersaing dengan lainnya. Ia menjelaskan, apabila para pengusaha tidak mampu bersaing maka ancamannya akan menjadi budak di dalam negeri sendiri.

“Kita masih kekurangan sosok pengusaha untuk menjaga ekonomi bangsa. Saat ini seorang pemuda masih suka menjadi karyawan ketimbang pengusaha,” demikian kata Bahlil dalam Dialog HIPMI dengan tema “Bela Negara dalam Prespektif Pengusaha Muda”, di bilangan Jakarta, Kamis (29/10).

Daripada bela negara dalam konteks fisik yang digaungkan pemerintah saat ini, lebih baik memperkuat sektor ekonomi.

“Jadi ini bukan ancaman geografis. Pemerintah saharusnya segera membuat sebuah regulasi agar para pengusaha mampu bersaing dan menjadi pemain di negeri sendiri. Itu yang kami diperlukan agar tidak menjadi budak di negeri sendiri,” ungkapnya.

Bahlil memastikan, HIPMI telah mewacanakan konsep ‘Bela Negara’ kepada Kemenhan untuk melatih para pemuda untuk mampu berwirausaha.

“Kami sudah membicarakan bersama Kemenhan mungkin mereka menganggap itu enggak penting. Dan HIPMI juga telah membuat ‘HIPMI Go To Campus’ untuk melakukan perekrutan seorang pemuda untuk menjadi pengusaha,” ungkap Bahlil.

“Baris berbaris itu penting tapi lebih penting lagi kalau rakyat ini ada duit. Mau beli apa saja ada duit. Karena ketika terjadi problem ekonomi maka yang terjadi adalah daya beli mansyarakat bukan baris berbaris konsep ‘Bela Negara’ ini harus merubah karyawan dari seorang Entrepreneur,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: