Teheran, Aktual.com – Iran dikabarkan secara resmi menggunakan  Sistem Satelit Navigasi BeiDou (BDS) China, dan memblokir seluruh sinyal Global Positioning System (GPS) Amerika Serikat (AS).

Pergantian penggunaan sistem satelit dari AS ke China menambah eskalasi baru dalam masa gencatan senjata antara Iran dan Israel yang sudah masuk hari ke-11.

Dilansir dari Ummid News dan Pravda, menurut berbagai sumber, Iran telah sepenuhnya memblokir semua sinyal GPS Amerika di dalam perbatasannya, dan beralih ke sistem satelit Beidou China sebagai gantinya mulai awal Juli ini.

Perkembangan itu terjadi sehari setelah Duta Besar Iran untuk Beijing, Mohammad Keshavarz-Zadeh, mengatakan China memberi Iran akses ke Sistem Satelit Navigasi BeiDou (BDS), menurut Kantor Berita Mehr yang berbasis di Teheran.

Duta Besar Iran di China juga mengatakan Teheran akan bekerja sama dengan Beijing untuk membangun infrastruktur Internet generasi ke-5 (5G) di negara itu. Sedangkan penasihat kedutaan besar China Zhang Heqing sudah mengonfirmasinya.

Perubahan ini menandakan berhentinya ketergantungan Iran pada teknologi Barat, termasuk mencegah potensi gangguan sinyal atau eksploitasi data dalam konflik, seperti yang diduga terjadi selama perang 12 hari dengan Israel), dan memperkuat keamanan militer dan sipil melalui peningkatan kerja sama Tiongkok-Iran, termasuk rencana untuk infrastruktur 5G.

Dengan menggunakan Sistem Satelit Navigasi BeiDou (BDS), diharapkan sistem ini juga dapat menghasilkan cakupan navigasi yang lebih andal di seluruh Iran, presisi yang lebih tinggi untuk aplikasi seperti drone dan logistik, berkurangnya dominasi satelit AS di wilayah tersebut, dan percepatan adopsi global BeiDou oleh negara-negara sekutu, yang membentuk kembali aliansi teknologi geopolitik.

Masih dilansir dari Dilansir dari Ummid News, untuk diketahui, BDS sebagai alternatif GPS AS diluncurkan pada 2015 untuk cakupan global, dan hingga kini sudah mencakup 140 negara, dan memproses lebih dari 1 triliun permintaan lokasi setiap hari. China sendiri memutuskan untuk mengakhiri ketergantungan pada sistem GPS AS, setelah AS memutuskan untuk memutus komunikasi ke kapal-kapal China yang diduga membawa kargo terlarang.

Sementara Iran yang selama bergantung pada GPS dan sistem komunikasi AS untuk bernavigasi di negara tersebut, baik untuk keperluan sipil maupun militer. Keputusan Iran untuk mengganti sistem komunikasinya dengan Beidou yang dikembangkan China penting karena hal itu terjadi setelah perang baru-baru ini yang melibatkan Israel dan Amerika Serikat.

Menurut pejabat Iran, sistem komunikasi AS, yang didukung WhatsApp, Facebook, Instagram, dan perangkat komunikasi digital lainnya, justru menyediakan lokasi pejabat pemerintah dan militer secara langsung. Data ini kemudian digunakan oleh Israel untuk menargetkan mereka pada tanggal 13 Juni 2025.

Meski Meta, yang memiliki WhatsApp, Facebook, dan Instagram membantah tuduhan tersebut. Namun, setelah serangan Israel, Iran mendesak warganya untuk menghapus akun WhatsApp dari ponsel mereka.

Sejak itu, Iran menyadari betapa mematikannya jika terus bergantung pada sistem GPS Amerika, terutama untuk keperluan militer.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil