Polisi menunjukkan uang palsu yang disita dari tangan tersangka berinisial HD di Polres Malang, Jawa Timur, Rabu (5/8). Bersama uang palsu senilai 730 juta rupiah tersebut Kepolisian setempat juga meneukan 47 amunisi dan pistol airsoft gun jenis FN di rumah tersangka. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz/15.

Jakarta, Aktual.com — Bareskrim Polri mengungkap sindikat peredaran uang palsu sepanjang November 2015 menjelang pemilihan kepala daerah. Penggunaan uang palsu tersebut kebanyakan beredar di wilayah Kalimantan.

Dalam pengungkapan itu, delapan orang diringkus di sejumlah lokasi berbeda. Seperti di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Bogor Timur, Garut, Karawang, Cikampek dan Bekasi, Jawa Barat. Para tersangka sudah dijebloskan ke sel tahanan.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Bambang Waskito mengatakan, uang palsu itu berbentuk pecahan rupiah hingga dollar Amerika Serikat.

“Kita tahu sendiri dua hari (jelang) pilkada ada relevansinya. Wilayahnya di daerah kalimantan memang ada permintaan. Kami segera tangkap sebelum diedarkan,” kata Bambang di Bareskrim Polri, Senin (7/12).

Namun, Bambang enggan membeberkan siapa pemesan uang palsu ini. Yang pasti, kata Bambang, uang palsu itu dipesan oleh pihak dari wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian Timur. Jumlah uang palsu yang dipesan pun nilainya fantastis.

“Barang bukti yang besar itu relevan dengan banyaknya permintaan,” ujar dia.

Dia menuturkan, modus operandi para pelaku sudah tidak asing lagi. Mereka menggunakan printer, sablon hingga mesin fotocopy. “Hasil yang paling sempurna ialah kombinasi printer dan sablon,” katanya.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak percaya dengan iming-iming uang untuk menentukan pilihan di pilkada. “Pilih sesuai hati nurani, jangan terpengaruh,” ujar Bambang.

Dia menambahkan, selama Januari hingga November 2015 berhasil mengungkap 10 laporan polisi terkait kasus uang palsu. “Kasus terbanyak diungkap pada November karena berkaitan dengan pesta demokrasi,” katanya.

Selama 10 bulan terakhir laporan perbankan ke BI uang palsu yang ditemukan ada 136.558 lembar atau 49 persen. “Sedangkan temuan uang palsu dari penyidikan Polri ada 144.097 lembar atau 51 persen. Total seluruhnya ada 280.655 lembar,” kata dia.

Menurut dia, sebaran uang palsu itu dominan terjadi di di Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten hingga Jawa Tengah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu