Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan inflasi Indonesia semakin menuju ke arah yang semakin baik. Misalnya saja pada 2017 yang tercatat cukup rendah berada di level 3,6 persen.

Angka ini, menurutnya, cukup baik, yang berada dalam kisaran 4 persen plus minus 1 persen.

Ia pun menyatakan, keberhasilan pengendalian inflasi ini didukung oleh inflasi di seluruh kawasan dan didorong oleh inflasi harga pangan yang terendah selama 13 tahun terakhir.

“Realisasi inflasi harga pangan atau yang sering disebut volatile food semakin menurun bahkan pada tahun 2017 mencatat angka terendah dalam 13 tahun terakhir,” katanya di Rakornas Pengendalian Inflasi 2018, Jakarta, Kamis (26/7).

Di hadapan para kepala daerah dan Presiden, Perry pun mengatakan bahwa capaian tersebut merupakan buah dari koordinasi kebijakan yang kuat antara pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Bank Indonesia.

“Kami telah melakukan berbagai program inovatif yang telah dilakukan melalui tim pengendalian inflasi baik pusat maupun daerah,” ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, keberhasilan pengendalian inflasi itu juga tercatat semakin menurun pada 2018. Di mana hingga pertengahan 2018 inflasi semakin rendah ke level 3,1 persen pada Juni 2018.

“Dan karenanya tetap terkendali dalam rentang sasaran tahun ini 3,5 persen plus minus 1. Bahkan realisasi inflasi periode Idul Fitri 2018 lebih rendah dibandingkan tiga tahun terakhir 2015-2017,” katanya.

Perry mengaku optimistis, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2018 akan berada di kisaran 5,2 persen.

Dia menuturkan, angka ini lebih baik dari realisasi pertumbuhan ekonomi 2017 yang hanya mampu sekitar 5,07 persen.

“Prediksi pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun ini sekitar 5,2 persen. Memang agak naik tapi naiknya agak lambat,” ujarnya di Gedung BI, Jakarta.

Perry mengungkapkan, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut juga didorong beberapa faktor. Yakni melalui kebijakan fiskal, tingkat konsumsi rumah tangga, juga investasi di Indonesia yang terus meningkat. “Tidak hanya infrastruktur, sekarang juga investasi di bidang-bidang lain naik,” kata dia.

Meski demikian, yang menjadi persoalan adalah kinerja ekspor saat ini tidak diimbangi dengan kenaikan impor.

“Ekspornya sudah cukup naik, bagus, tapi memang impornya juga naiknya kencang, sehingga dari sisi eksternalnya sumbangan secara netonya agak lebih rendah,” ujar dia.

Akan tetapi, lanjut Perry apabila dilihat dari beberapa daerah antara lain di Sumatera, Kalimantan, dan kawasan timur Indonesia peningkatan dari sisi ekspor sudah menunjukan cukup baik. Ini ditunjukan dari ekspor komoditas daerah tersebut terus meningkat.

Sementara itu, dirinya juga meyakini realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tercapai di angka tersebut. Mengingat Bank Indonesia (BI) juga menargetkan inflasi berada di level tiga persen.

“Dari sisi inflasi sangat rendah alhamdulillah 3,3 persen. Akhir tahun ini kemungkinan 3,5 persen. Masih cukup rendah InsyaAllah bisa terjangkau,” ujar dia.

Darmin: HUT Ke-73, Ekonomi RI Makin Kuat

(Halaman Selanjutnya…)