Jakarta, aktual.com – Dalam kajian kitab Anwarul Hadi karya Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Syekh KH. Muhammad Danial Nafis menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya berpaling dari segala makhluk dan berfokus hanya kepada Allah. Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani (semoga Allah meridhai beliau), seorang hamba harus menutup hatinya dari melihat segala sesuatu selain Allah agar pintu anugerah dan kedekatan dengan Allah terbuka.
Beliau juga menyebutkan empat tingkatan dalam perjalanan seorang hamba menuju Allah: pertama, yang masih bergulat dengan hawa nafsunya; kedua, yang mulai sadar dan berpegang pada syariat; ketiga, yang memahami hikmah syariat; dan keempat, ‘arifin atau mereka yang tak lagi memandang susah dan senang dengan perbedaan.
Kita diawal kajian diajarkan untuk menganggap diri kita bodoh, butuh akan ilmu. Dengan berdoa
سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَاۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ ٣٢
“Mahasuci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
“Sejak kecil, kita telah diajarkan untuk mengingat Allah dalam setiap kegiatan, dari bangun tidur, makan, hingga memakai pakaian. Namun, doa-doa ini sebaiknya diresapi dengan makna ketauhidan,” kata Syekh Muhammad Danial Nafis.
Syekh juga menekankan pentingnya kesadaran dalam shalat sebagai media introspeksi. “Shalat bukan sekadar menjalankan perintah, tapi membangun kesadaran sebagai hamba yang membutuhkan Allah,” lanjutnya. Kesadaran ini ditekankan dalam surat Al-Fatihah, di mana umat Islam diajak untuk tunduk, memuji, dan memohon hidayah kepada Allah.
Kesadaran inilah, menurut Syekh, yang membuat banyak wali mencapai derajat tinggi di sisi Allah bukan karena banyaknya wirid, tetapi karena kesadaran mereka yang mendalam sebagai hamba yang hanya bergantung kepada Allah.
Dalam hadrah, umat Islam diajarkan untuk menyambungkan hati dengan Rasulullah SAW melalui bacaan yang menyentuh hati. “Di Thariqah Syadziliyah, Shalawat Masyisiyah diajarkan agar kita lebih ma’rifah dengan Rasulullah,” ujar beliau.
Selain itu, Syekh KH. Muhammad Danial Nafis mengingatkan bahwa ujian hidup merupakan bentuk tarbiyah atau pengajaran dari Allah. “Jika berhasil lulus dari ujian, seorang hamba akan mampu memandang kenyataan hidup, baik susah maupun senang, dengan tenang dan penuh ridha terhadap takdir Allah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain