Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad (ketujuh kanan) dan Gubernur BI Agus Martowardojo (kedelapan kanan) foto bersama dengan pengurus ACI - Financial Market Association (FMA) World Congress saat pembukaan "The 55th ACI-FMA World Congress" di Jakarta, Jumat (29/4). Kongres itu merupakan wadah penting bagi para profesional keuangan dari seluruh dunia untuk membangun jejaring, berdiskusi dan memperdebatkan kesempatan, tantangan bisnis saat ini, terutama di bidang keuangan dan bertekad untuk meningkatkan peran Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Industri keuangan syariah terutama sektor perbankan, masih tak jauh dari pertumbuhan yang mencapai 5 persen atau bahkan disebutnya, five percent trap (jebakan 5 persen). Tepatnya sebesar 4,87 persen pada akhir 2015 dari total pasar perbankan nasional baru mencapai

Dengan kondisi itu, menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, secara jangka panjang potensi pangsa pasar (market share) industri keuangan syariah dapat lebih besar. Tapi saat ini masih kalah jauh dari Malaysia yang mencapai 20-40 persen.

“Untuk saat ini, Indonesia belum bisa menyamai market share perbankan syariah di negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 20-40 persen,” tandas dia di acara 41st Annual Meeting Islamic Development Bank (IDB) Group di JCC, Jakarta, Senin (16/5).

Namun, kata Muliaman, setidaknya di tahun ini, OJK telah menargetkan market share perbankan syariah dapat tumbuh di atas 5 persen.

“Kalau di Malaysia kan marrket share-nya 20-40%. Dan target OJK lebih dari 5 persen. Artinya, dengan potensi yang besar, cuma tinggal kemampuan kita (pelaku industri syariah) ditingkatkan,” pintanya.

Kemampauan pelaku syariah yang dianggap kurang itu dalam hal, sosialisasi industri keuangan syariah, membangunkan awareness syariah, dan lainnya itu yang harus ditingkatkan.

“Sehingga, orang tahu bahwa ada alternatif pendanaan di perbankan syariah ini. Makanya, (target) kami coba tembus 5% dulu lah,” tegas Muliaman.

Lebih juah ia menegaskan, jika sosialisasi dan awareness industri perbankan syariah lebih dikenal masyarakat, maka dengan sendirinya jumlah nasabah akan semakin banyak.

“Makanya, OJK terus dorong. Sosialisasi juga harus diperluas. Termasuk juga kerja sama dengan berbagai pihak terkait menjadi sesuatu yang diperlukan,” tegas dia.

Sementara itu, kata dia, upaya yang OJK lakukan yaitu l dengan meluncurkan peta jalan atau roadmap keuangan syariah yang memuat rencana jangka pendek dan menengah.

“OJK sudah bikin roadmap sampai tahun 2019 dengan rencana jangka pendek dan menengah yang dilihat secara fundamental. Aturannya juga sudah lengkap dituangkan dalam roadmap tersebut,” papar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka