Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto berjalan meninggalkan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara usai melihat langsung dua teroris yang tewas tertembak di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (20/7). Kapolri memastikan bahwa salah satu dari dua jenazah yang tewas dalam kontak senjata di Poso pada Senin (18/7) adalah pimpinan Mujahidin Indonesia TImur (MIT) Santoso alias Abu Wardah, sedangkan satu jenazah lainnya adalah Mukhtar yang juga anggota Santoso. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengumpulkan tokoh masyarakat dan pemuka agama Sumatera Utara pacakerusuhan bermotif sara atas pembakaran rumah ibadah Vihara di Tanjung Balai Sumut, Sabtu (30/7) dini hari.

Pertemuan ini berlangsung di Mapolda Sumut yang bertujuan agar masyarakat dapat lebih tenang serta tidak mudah terprovokasi sehingga situasi tetap aman terkendali dan tidak meluas ke wilayah lainnya.

Menurut Tito kondisi di Tanjung Balai saat ini sudah kondusif. Sebab kata Kapolri kerusuhan tersebut hanyalah bagian dari persoalan dalam bertetangga.

“Rusuh tanjung balai merupakan masalah individu yang bertetangga, ya kesimpulanya salah paham,” ujar Tito Karnavian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/7) malam.

Kapolri mengatakan, atas peristiwa ini polisi telah mengamankan tujuh orang. Saat ini Kapolda Sumut diperintahkan memimpin langsung pengaman di lokasi dengan memperkuat pasukan Brimob yang dibantu pasukan TNI.

Jenderal bintang empat jebolan Akpol 1987 ini juga kembali menekankan jika ini hanya persoalan individu yang bertetangga sehingga harus lebih saling menghormati satu sama lain.

“Agar masyarakat tidak terprovokasi karena ini persoalan individu serta diminta berpikiran jernih dalam menyikapi masalah ini. Sumatra utara sebagai tempat tolrenasi umat beragama harus di pertahankan,” demikian Tito Karnavian.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby