Pintu Masuk Taipan

Kegentingan ekonomi di tengah hiruk-pikuk politik 2019 akan sangat rentan menjadi pemicu perpecahan sosial. Karenanya pengamat Ekonomi Politik, Salamuddin Daeng mengaku tak heran atas pertemuan Jokowi dengan para Taipan.

Daeng menjelaskan, dukungan para Taipan untuk membawa kekayaannya ke dalam negeri akan sangat membantu meningkatkan cadangan devisa dan penguatan nilai tukar rupiah. Jika nilai rupiah dapat membaik, pemerintah akan sangat terbantu dari aspek pembayaran bunga utang dalam bentuk dolar.

“Presiden cukup beralasan mengingat banyaknya uang para Taipan yang ditabung di luar negeri hasil berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia. Presiden tampaknya mengacu kepada data tax amnesty bahwa setidaknya ada Rp10 ribu triliun dana orang kaya Indonesia tersimpan di luar negeri,” ujar dia.

Namun bagi para Taipan yang notabene adalah pebisnis, tentunya mereka tidak akan begitu saja bersedia mau membantu pemerintah tanpa ada timbal balik atau keuntungan yang didapat. Justru di tengah kesulitan ekonomi Indonesia, dapat dijadikan daya tawar Taipan di depan Jokowi.

Benar saja, hasil pertemuan pada (26/7) para Taipan meminta agar keran bisnis mereka dibuka lebar. Salah satu yang terlihat yakni rencana pencabutan kewajiban DMO batubara. Kebijakan itu kemudian mendapat respon negatif dari masyarakat karena selain melanggar UU Minerba No. 04 Tahun 2009, juga akan berdampak pada kenaikan tarif dasar listrik akibat ketidakpastian energi primer untuk Pembangkit Listrik.

Baca juga:http://www.aktual.com/panik-defisit-transaksi-berjalan-haruskah-pln-jadi-korban/

Syukurnya perintah kembali menyelenggarakan rapat terbatas pada (31/7) dan memutuskan pembatalan atas rencana pencabutan kewajiban DMO batubara. Namun yang perlu di garisbawahi, selain terkait DMO, ada banyak negosiasi lainnya yang berbau penyelamatan ekonomi nasional namun juga membuka keran bagi para Taipan, diantaranya upaya pengurangan impor BBM dengan cara menggenjot Biodisel yang akan menyerap minyak kelapa sawit.

Baca selanjutnya: Konglomerat Istana

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta