Foto aerial kendaraan mengantre menuju pertigaan pertemuan antara pintu tol Brebes Timur dan jalur Pantura, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (5/7). Empat jalur dari jalan tol tersebut dibuka untuk kendararaan menuju arah Tegal. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.

Jakarta, Aktual.com- Kemacetan parah yang terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur, pada arus mudik tahun ini juga menjadi sorotan media asing. Seperti ditulis oleh Daily Mail, media asal Inggris ini menyebut kemacetan yang berlangsung selama tiga hari tersebut sebagai yang terparah di didunia.

Sebagaimana mengutip Daily Mail, Jumat (8/7/2016), dalam judul “Is this the world’s worst traffic jam? Fifteen motorists die in three days after getting caught in gridlock at Indonesian junction… named BREXIT” atau “Inikah kemacetan paling parah di dunia? 15 orang pengendara tewas dalam tiga hari setelah terjebak di persimpangan di Indonesia, bernama Brexit”.

Istilah Brexit atau Britania Exit muncul setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), sementara di Indonesia Brexit dikenal sebagai pintu keluar tol di wilayah Brebes, Jawa Tengah.

Daily Mail menyoroti banyaknya pemudik yang tewas akibat kemacetan tersebut. Media asal Inggris itu menyebut pemerintah Indonesia setidaknya melaporkan 13 orang tewas, namun sejumlah media nasional menyebut jumlah korban tewas adalah 15 orang.

Perilaku pengemudi di Indonesia juga menjadi bahan kritikan oleh Daily Mail. Mereka mengkritik banyaknya pengemudi yang enggan meninggalkan kendaraan mereka, untuk sekedar mencari udara segar. Perilaku inilah yang dinilai sebagai salah satu penyebab banyaknya korban tewas akibat kemacetan tersebut.

Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia, Achmad Yurianto seperti dikutip Daily Mail menyebut bahwa kurangnya oksigen menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang tewas di Brexit.

“Kelelahan dan dehidrasi adalah salah satu elemen yang fatal yang dapat menyebabkan kematian, terutama di kalangan kelompok rentan, dari anak-anak dan orang tua. Selain itu, kendaraan kabin kecil dan tertutup dengan penggunaan AC secara terus menerus akan menurunkan tingkat oksigen dan meningkatkan CO2,” kata Achmad.

Artikel ini ditulis oleh: