Suasana proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/3). Lembaga riset pasar global Frost and Sullivan menyatakan pada 2015 hingga 2020 industri transportasi dan logistik di Indonesia akan meningkat hingga 15,4 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (SP JICT), Nova Hakim, mengatakan bahwa potensi pekerja pelabuhan di Indonesia sangat besar.

“Sehingga apabila bisa disatukan, maka visi mewujudkan pembangunan pelabuhan yang dapat bersaing di kancah internasional sangat besar,” kata Nova, dalam keterangan yang diterima Minggu (6/3).

Sementara, Ketua Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II, Noval Hayin memandang pekerja pelabuhan sebagai garda depan dalam memajukan pelabuhan, yang cakupannya hingga di daerah.

“Pekerja pelabuhan nasional perlu disatukan untuk garap potensi maritim dan mendukung program pemerintah,” ungkapnya.

Beberapa hal yang menjadi agenda besar para pekerja pelabuhan yaitu penolakan perpanjangan kontrak JICT dan TPK Koja yang merugikan negara dan melanggar Undang-Undang. Perpanjangan kontrak ini pun tengah didalami oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dirinya juga menyoroti pola manajemen di BUMN pelabuhan yang kental dengan manipulasi dan intimidasi. “Jika di BUMN saja seperti ini, bagaimana dengan perusahaan swasta. Otomatis pekerja menjadi hanya menjadi korban kebijakan korporasi,” kata Noval.

Untuk diketahui, pekerja pelabuhan se-Indonesia telah membentuk aliansi nasional mencakup Pekerja sektor pelabuhan, sopir truk dan pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Aliansi pekerja pelabuhan ini yaitu pekerja dari PT Pelindo I-IV, JICT, TPK Koja, MTI, SPASI, SPC, SPASI, SP Rumah Sakit Pelabuhan dan SP Koperasi Karyawan Pelabuhan.

Artikel ini ditulis oleh: