Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menerima kunjungan Ketua Umum PP Muhammadyah KH Haedar Nashir menyampaikan isi pertemuan usai acara silaturahmi di Gedung PBNU Jakarta, Jumat (23/3). Pertemuan dua ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut membahas tentang implementasi Islam yang damai dan toleran menuju Indonesia berkeadilan dalam menyongsong tahun politik. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj tampaknya kurang setuju dengan rilis 200 penceramah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag). Jumlah penceramah yang layak di Indonesia jauh lebih banyak dari itu.

“Seharusnya Kemenag mendaftar mereka yang tidak layak menjadi penceramah atau yang radikal, itu jumlahnya lebih sedikit daripada yang layak,” kata Said di kantornya, Minggu (20/5).

Kementerian Agama telah merilis 200 nama mubalig atau penceramah. Dari daftar tersebut, ada nama-nama yang sudah dikenal publik seperti Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Hidayat Nur Wahid, Ma’ruf Amin, Arifin Ilham, dan Said Aqil Siradj.

Ada tiga kriteria penceramah menurut Kemenag yaitu mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik dan komitmen kebangsaan yang tinggi.

Kemenag, kata dia, kurang jeli dalam mendaftar nama-nama penceramah di Indonesia. Kemenag juga, lanjut dia, tidak mengajak PBNU dalam proses memilih 200 penceramah.