Militer Turki berjaga di depan Monumen Republik di Lapangan Taksim di Istanbul, Turki, Sabtu (16/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer/djo/16

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dua mahasiswa Indonesia yang ditahan keamanan Turki telah berhasil dibebaskan. Namun, terdapat satu lagi warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan dan diduga terkait upaya kudeta di Turki pada Juli lalu.

“Sangat menyesal kami laporkan, terdapat satu lagi penahanan yang menimpa WNI pada 26 Agustus,” ujar Retno dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8).

Ia mengungkapkan, Kedutaan Besar RI di Ankara sudah meminta agar diberikan akses konsuler sebagai upaya hukum bagi WNI itu. Tetapi, hingga kini akses belum diberikan.

Retno menjelaskan, kudeta Turki berdampak negatif kepada 728 mahasiswa Indonesia yang ada di sana. Pada saat upaya kudeta berlangsung, kata dia, mereka tertahan di sejumlah bandara dan pelabuhan. Dari 728 total mahasiswa Indonesia yang ada di Turki, 282 diantaranya merupakan pelajar penerima beasiswa dari sejumlah universitas dan lembaga di sana.

Pemerintah Turki, lanjutnya, kini telah mengumumkan paling tidak ada 15 universitas dan lembaga yang ditutup dan Turki membatasi ruang sejumlah organisasi yang terkait kelompok tertentu. Tentu, kebijakan itu membuat permasalahan bagi mahasiswa yang menerima beasiswa.

“Pemerintah tak tinggal diam. Pemerintah telah menegaskan ke Turki bahwa Indonesia maupun pelajarnya tidak ikut campur dalam persoalan politik mereka. Komunikasi dan pendataanpun telah dilakukan secara intensif,” jelasnya.

Pemerintah, sambung Retno, juga telah meminta pelajar disana untuk keluar dari tempat tinggal yang terkait dengan organisasi-organisasi diduga terkait kudeta Turki.

“Kami telah menelepon Menlu Turki pada 20 Agustus, memanggil duta besar Turki 22 Agustus untuk meminta perhatian terhadap kasus-kasus yang dialami mahasiswa Indonesia di Turki,” pungkasnya.

 

*Nailin

Artikel ini ditulis oleh: