Ketua DPR RI Bambang Soesatyo bersama Ketua MPR RI Zulkifli Hassan, Ketua DPD Oesman Sapta dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersalaman usai menandatangani MoU antara DPR dan kepolisian di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/18). Kerjasama tersebut dalam rangka peningkatan keamanan di lingkungan DPR. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com — Perang yang terjadi di masa kini dan di masa depan bukan hanya menggunakan senjata nuklir maupun militer lainnya. Perang saat ini lebih ke arah perang cyber atau proxy war dan perang non militer dengan spektrum yang luas serta aktor yang tak tampak.

Demikian disampaikan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas) di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (12/4).

“Kita memasuki fase tidak lagi berperang dengan musuh dari luar yang terlihat wujudnya. Namun kita diruntuhkan dari dalam melalui operasi psikologis dengan berbagai strategi dan menggunakan operasi media sebagai salah satu senjatanya. Bukan hanya media mainstreem saja, melainkan juga media sosial,” ujar Bamsoet sapaan akrabnya.

Lebih lanjut politisi Partai Golkar ini menjelaskan, perang yang terjadi bukan hanya melibatkan satu negara dengan negara lainnya sebagai aktor utama. Namun lintas aktor dengan spektum yang luas, tidak membedakan sipil dan militer serta tidak mengenal masa perang dan masa damai. Kaidah dan hukum perang seakan tidak ada artinya lagi.

“Maraknya informasi hoax, pengaburan fakta, hate speech, fake news maupun pencurian data pribadi merupakan beberapa bentuk konkrit perang di masa kini. Perang digital seperti ini tidak mengenal batas wilayah, umur ataupun waktu,” ujar Bamsoet.