Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj meminta Presiden RI Joko Widodo untuk tidak merealisasikan 1 Muharam sebagai hari santri.

Menurut dia, sangat tidak tepat jika Jokowi menetapkan hari santri pada 1 Muharam.

“1 Muharam hari santri tolong sampaikan ke presiden, itu tidak tepat, yang hari santri Indonesia adalah 22 Oktober,” kata dia.

Dipilihnya tanggal 22 Oktober, kata dia, karena saat itu para santeri telah mempertahankan kemerdekaan di Surabaya, dengan melawan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di Surabaya.

“Pada saat itu korbannya 22 ribu orang santri, dan alhamdulillah berhasil (mengusir NICA). Makanya hari santri 22 (Oktober) lebih ok,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Jokowi pernah ingin menetapkan hari santri pada 1 Muharam pada saat kampanye pemilihan presiden (pilpres).

Namun, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyampaikan, pada 1 Muharam lalu, Jokowi memang menyampaikan janjinya untuk menetapkan hari santri. Namun, menurut Andi, hal itu bukan berarti Jokowi berjanji menetapkan 1 Muharam sebagai hari santri.

Andi mengungkapkan, Jokowi berpandangan bahwa 1 Muharram adalah tahun baru Islam yang maknanya jauh lebih luas dari hari santri. Itulah mengapa Jokowi tak pernah berjanji menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri.

Artikel ini ditulis oleh: