Presiden Joko Widodo - Aksi Bela Islam II. (ilustrasi/aktual.com)
Presiden Joko Widodo - Aksi Bela Islam II. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memasuki babak baru. Selasa (15/11) ini Bareskrim melakukan gelar perkara atas kasus penistaan agama oleh Ahok, yang dihairi oleh sejumlah ahli termasuk dari Majelis Ulama Indonesia.

Belakangan, kubu Ahok akan menghadikan saksi ahli dari Mesir yang diduga difasilitasi oleh Pemerintah yakni Joko Widodo selaku Presiden. Namun, belakangan saksi ahli dari Mesir itu diminta pulang oleh otoritas yang bersangkutan.

Menanggapi hal tersebut, anggota komisi III DPR Muhammad Syafi’i menyidir Presiden Jokowi mengapa tidak memangil Interpol untuk memebaskan Ahok dari jeratan kasus penistaan agama.

“Panggil Interpol sekalian saja karena Kapolri Tito Karnavian nampaknya tidak cukup baik untuk bisa melindungi Ahok,” kata Syafi’i saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/11).

Atau, kata dia, jika perlu sekaligus memanggil Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang dinilai dia sanggup memecah belah Amerika Serikat.

“Kan ini jauh lebih kontroversial dari Ahok untuk dihadirkan sebagai saksi hanya agar Ahok diputuskan tidak bersalah.”

Sebelumnya diberitakan bahwa Jokowi telah mengundang Syekh Amru Wardani ke Indonesia yang dikenal sebagai ulama, yang tergabung dalam organisasi Daarul Ifta di Mesir hanya untuk memberikan tafsir soal AL Maidah 51.

Organisasi itu dikenal karena pernah mengeluarkan fatwa yang membolehkan non-Muslim memimpin kaum Muslimin.

Sementara, Politikus Gerindra itu menyesalkan sikap Jokowi dan pemerintahannya yang mengganggap dingin isu pernyataan Perdana Menteri China, yang akan mengirimkan pasukan ke Indonesia jika peristiwa 98 kembali terulang dalam kasus Ahok ini.

“Kalau tidak benar diklarifikasi dong jangan diam saja. Kalau pernyataan itu benar, masak kita mau diinjak-injak sama negara lain? Ini kan isu sudah beredar luas.”

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Wisnu