Jakarta, Aktual.co — Anda mungkin sudah mengetahui, bahwa bunglon merupakan Raja Kamuflase. Namun, proses yang tepat dimana kadal bisa berubah warna serta menyesuaikan lingkungan mereka, tidak ada yang mengetahui secara pasti hingga sekarang.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa perubahan warna akibat pergeseran pigmen kulit. Perubahan tersebut diketahui timbul di banyak spesies ikan, amfibi, dan reptil.
Namun penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Jenewa di Swiss menunjukkan bahwa hal tersebut tidak benar.
Ketika ada peneliti yang mempelajari bunglon jenis panther (Furcifer pardalis), mereka menemukan bahwa perubahan warna adalah hasil dari pantulan cahaya kristal mikroskopis bergerak di dalam kulit satwa itu.
Sebagai kristal yang mengubah orientasi bunglon, dimana sangat panjang gelombang cahaya bunglon terpantul.
“Kami menemukan bahwa perubahan warna pada satwa melalui tuning aktif kisi nanocrystals,” kata asisten penulis studi tersebut sekaligus Fisikawan, Dr. Jérémie Teyssier dan Biologis, Dr Suzanne Saenko, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis-nya.
“Ketika bunglon tenang, yang terakhir akan tersusun dalam jaringan padat serta memantulkan panjang gelombang biru. Sebaliknya, saat bunglon sedang senang, itu mengendur kisi nanocrystals-nya, yang memungkinkan pantulan warna lain, seperti kuning atau merah.”
Selanjutnya, para peneliti berharap, dalam mempelajari mekanisme yang mendasari pergerakan nanocrystals. Penulis mengungkapkan, dalam setiap baris dari bunglon akan membantu insinyur mengembangkan dasar perubahan warna yang bisa digunakan dalam kamuflase, demikian Newsweek melaporkan.
Studi ini dipublikasikan secara online pada 10 Maret dalam jurnal Nature Communications.
Artikel ini ditulis oleh: