Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diprediksi akan kembali bergerak melemah.

Pada Senin (5/8) pukul 11.10 WIB, rupiah bergerak melemah 73 poin atau 0,51 persen menjadi Rp14.258 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.185 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah masih akan bergerak negatif dipicu sentimen perang dagang yang kembali memanas seiring rencana Amerika Serikat (AS) yang akan kembali menerapkan tarif baru terhadap produk asal China.

“Ini mengguncang pasar. Karena kita tahu bahwa masyarakat itu menginginkan adanya kedamaian antara Amerika Serikat dan China,” ujar Ibrahim.

Risiko perang dagang kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump kembali memantik api perang dagang dengan China. Dalam cuitannya di Twitter, eks taipan properti itu mengancam bakal menerapkan bea masuk 10 persen bagi impor produk-produk China senilai 300 miliar dolar AS.

Rencana Trump tersebut muncul hanya sehari setelah Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menunjuk perselisihan perdagangan sebagai risiko tunggal terbesar yang dihadapi AS dan ekonomi global.

Artikel ini ditulis oleh: