Jakarta, Aktual.com — Aktor Hollywood yang juga aktivis lingkungan, Leonardo DiCaprio menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Selatan guna melihat lebih dekat kekayakan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.

Keinginan mengunjungi hutan Sumatera itu disampaikan pendiri Leonardo DiCaprio Foundation itu saat bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin di sela-sela Temu Tatap Bentang Alam Global (Global Forum Landscapes) di kota Paris, Prancis.

“Beliau fokus pada lingkungan dan kelestarian alam liar dan menyatakan niatnya untuk berkunjung ke Sumatera,” demikian kata Alex usai menghadiri ‘Global Landscape Forum’ di Palais de Congres, Paris, Minggu (6/12).

Alex mengatakan bahwa pertemuan dengan Leo- sapaan aktor pemeran utama film Titanic itu-membahas beberapa hal terkait persoalan lingkungan hidup, hingga kondisi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Pulau Sumatera yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Dia (DiCaprio) juga mengkritisi soal kebakaran hutan dan menyinggung soal asap dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat, ekosistem dan flora fauna, dan saya sudah menjelaskan strategi jangka panjang untuk menangani kebakaran hutan dan lahan,” katanya.

Menurut Alex, salah satu strategi mengatasi kebakaran hutan dan lahan, sekaligus melestarikan ekosistem yakni menerapkan pengelolaan berbasis bentang alam yang telah digagasnya bersama sejumlah pihak antara lain organisasi lingkungan, sektor usaha dan masyarakat lokal.

“Kami meluncurkan inisiatif pengelolaan Bentang Alam Sembilang di Sumatera Selatan dengan luas ratusan ribu hektare, salah satu fokusnya adalah restorasi dan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan,” kata ia menambahkan.

Leonardo DiCaprio berada di Paris untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim yang digelar 30 November hingga 11 Desember 2015 di Le Bourget, Paris, Perancis.

Leo dalam kesempatan menyampaikan pidatonya dalam satu forum di KTT Iklim mendesak para pemimpin pemerintahan seluruh dunia untuk mengambil langkah nyata guna mengatasi perubahan iklim.

“Waktu sangat terbatas karena itu langkah nyata sangat diperlukan untuk menurunkan emisi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: