Kendati begitu, Taufik mengakui Banser tidak seharusnya membakar bendera.
Taufik membantah ada motif politis NU dalam peristiwa itu, mengingat Ma’ruf Amin menjadi calon wakil presiden. Dia bilang NU tidak mungkin bertindak semena-mena mengingat Ma’ruf Amin kini tak lagi menjadi Rais Am di PBNU.

“Secara struktural sudah lepas dari jabatan. Tidak ada politis, lagipula masalah kemudian hanya ada beberapa orang itu melakukan pembakaran itu dan itu karena lepas kontrol,” kata dia.

Sementara Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan kewajiban bagi seluruh bangsa.

“Bela negara jangan berhenti dalam klaim dan retorika semata. Buktikan dengan amal usaha nyata yang membawa kemajuan dan kejayaan Indonesia,” tulis Haedar melalui akun Twitternya, @HaedarNs, Rabu (24/10/2018).

Menurut dia, tidak perlu mengaku paling membela NKRI jika belum berbuat terbaik untuk negeri ini.

“Apalah arti bersuara lantang bela Indonesia jika negeri ini belum bebas dari tangan-tangan perkasa dan haus kuasa yang mencengkeram kedaulatan negara dan menjadikannya keropos. Maka tak perlu bertepuk dada paling membela NKRI jika belum berbuat yang terbaik untuk Indonesia,” cuit Haedar.

Yang harus diingat adalah polemik soal bendera dan atribut HTI, pasca dibubarkan pemerintah, bukanlah pertama kali terjadi. Ustaz Abdul Somad (UAS) juga pernah ditolak ceramah di Jawa Tengah, lantaran salah satu sahabat dakwahnya mengenakan topi hitam berlafaz Tauhid saat mengecek kesiapan acara.

Massa Banser di Jawa Tengah menuding ceramah Ustaz Abdul Somad telah ditunggangi HTI. Melalui sebuah video di laman Youtube, Ustaz Abdul Somad membantah tuduhan ditunggangi HTI.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadyah dan FPI Keluarkan Sikap

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang diakui sebagai wadah umat muslim mengeluarkan pernyataan sikap atas insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut. Terdapat lima poin yang dikeluarkan MUI.

Pertama yakni, MUI merasa prihatin dan menyesalkan kejadian pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid tersebut karena telah menimbulkan kegaduhan di kalangan umat Islam

Kedua MUI meminta kepada yang telah melakukan tindakan tersebut untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya secara terbuka kepada umat Islam.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby