Proyek Light Rail Transit (LRT) akan mendapat jaminan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yaitu proyek tetap berjalan meski pemerintahan berganti, tidak terpengaruh perubahan politik. Jaminan itu tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT terintegrasi di Wilayah Jabodebek dan "Perpres-nya kasih mandat bahwa Kemenkeu boleh melakukan penjaminan untuk KAI dalam pembiayaan LRT.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, proyek pembangunan light rail transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi atau LRT Jabodebek bisa dihemat Rp6 triliun dengan menggunakan sistem persinyalan moving block atau jeda.

Setelah melakukan penghitungan ulang dengan perubahan teknologi yang dipakai, klaim dia lagi, pemerintah menilai biaya yang bisa ditekan dalam anggaran proyek mencapai Rp6 triliun.

“LRT ini sudah sempat jalan, tapi kami hitung ulang, kami lihat ada teknologi yang bisa diubah, ternyata ‘cost’ bisa kurangi sampai Rp6 triliun,” kata Luhut saat membuka Kongres Teknologi Nasional 2017 di Jakarta, Senin (17/7).

Penggunaan sistem persinyalan moving block, yang mengatur jarak rangkaian kereta berdasarkan jeda waktu itulah yang menjadi sumber penghematan proyek.

Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan tadinya proyek LRT Jabodebek menggunakan sistem persinyalan fixed block atau yang menentukan headway atau jangka waktu kedatangan kereta berdasarkan jarak.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu