Namun, khusus LRT Jabodebek, Budi mengatakan pemerintah sudah memutuskan untuk menggunakan moving block, yang mengatur headway berdasarkan waktu seperti lima menit sekali.

Dengan sistem persinyalan tersebut, headway menjadi lebih singkat sehingga kereta api yang beroperasi bisa lebih banyak. Jumlah kereta yang lebih banyak dipastikan juga akan dapat mengangkut lebih banyak penumpang sehingga membuat biaya investasi yang lebih rendah.

“Dengan penumpang yang lebih banyak, karena penumpang adalah faktor pembagi, maka dipastikan akan dapat angka investasi yang lebih rendah sehingga mendapatkan ‘return’ yang lebih pendek. Di situlah penghematan itu,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan akan menggunakan sistem persinyalan moving block pada LRT Jabodebek sehingga menambah rincian anggaran proyek yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp21,7 triliun menjadi sekitar Rp22 triliun.

“Ada kenaikan lagi biayanya, tapi ada kenaikan spesifikasi juga. Ada tambahan sekitar Rp200 miliar sampai Rp300 miliar.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu