Menko Perekonomian Sofyan Djalil (ketiga kanan) berbincang dengan Menteri ESDM Nurdiman Said (kiri), Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo (kedua kiri) Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ketiga kiri), Menkeu Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) dan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat koordinasi dengan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam Forum Round Table Policy Dialogue di Gedung BI, Jakarta, Selasa (4/8). Pemerintah dan BI sepakat terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter, fiskal dan reformasi struktural untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com —  Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan asumsi yang akan digunakan dalam penyusunan RAPBN 2016 merupakan asumsi yang paling realistis. Namun, terkait angka-angka asumsi, dirinya masih enggan untuk menyampaikan ke publik.

“Asumsi RAPBN 2016 sudah realistis, target pertumbuhan sudah realistis, semua yang paling realistis. Angka-angka asumsi dan pagu indikatif yang akan dipasang dalam RAPBN 2016 masih embargo karena Presiden akan menyampaikannya dalam pidato 14 Agustus nanti,” ujar Menko Perekonomian, Sofyan Djalil usai rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (4/8).

Menurutnya, saat ini tidak ada menteri yang bisa menyampaikan angka-angkanya karena statusnya masih diembargo.

“Presiden memberikan petunjuk akhir untuk penyusunan pidato dan ada beberapa hal yang perlu direvisi sedikit tapi presiden sudah ada keputusan semua tinggal disampaikan nanti dalam pidato pada 14 Agustus 2015,” jelasnya.

Mengenai target penerimaan pajak 2016, Sofyan Djalil juga belum bisa menyampaikannya.

“Saya belum bisa mendiclosenya tapi ada pertumbuhan sedikit dibanding target 2015,” kata mantan Menteri BUMN itu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar asumsi dasar dalam penyusunan RAPBN 2016 ditetapkan secara realistis mengikuti perkembangan ekonomi terkini.

“Asumsi dasar ekonomi makro agar mengikuti perkembangan ekonomi terkini, kita ingin agar nantinya semuanya dipasang secara realistis,” kata Presiden ketika memimpin rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Rapat kabinet paripurna yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu membahas penetapan angka dalam rangka APBN 2016 dan penyederhanaan program dana bantuan sosial pada 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka