Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2015). Raker tersebut membahas anggaran tahun 2016.

Jakarta, Aktual.com — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan penambahan setoran deviden perusahaan pelat merah untuk tahun anggaran 2016. Kementerian mengusulkan untuk menambah besaran deviden sebesar Rp3 triliun menjadi Rp34,164 triliun dari yang semula Rp31,164 triliun.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, tambahan deviden tersebut akan diambil dari BUMN terbuka (Tbk.). Sebab, rasio utangnya terhadap ekuitas masih tergolong kecil.

“Kami putuskan dividen 2016 tambah Rp3 triliun karena kemungkinan target pemerintah tidak dapat dipenuhi pada tahun depan, maka perlu adanya tambahan dari BUMN,” kata Rini dalam rapat kerjanya dengan Komisi VI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/10).

Pada usulan setoran dividen Rp31,164 triliun, kebutuhan dana yang berasal dari dividen BUMN perbankan sebesar Rp6,944 triliun dan dividen non perbankan sebesar Rp24,219 triliun.

Usulan jumlah dividen tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa peran BUMN sebagai agen pembangunan akan lebih ditingkatkan lagi, khususnya dalam mendukung pembangunan di bidang kedaulatan energi, kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan maritim.

Ia menambahkan, hingga akhir 2015 diperkirakan setoran dividen terealisasi sebesar Rp37,323 triliun atau 101 persen dari target BUMN dalam APBNP 2015 sekitar Rp36,957 triliun.

“Prognosa tersebut berasal dari perbankan Rp8,884 triliun dan non perbankan Rp28,439 triliun,” ujarnya.

Adapun total kontribusi BUMN yang terdiri atas pajak dan dividen selama 10 tahun terakhir mencapai Rp1.591 triliun.

Target laba BUMN tahun buku 2015 (disusun berdasarkan RKAP) yang menjadi dasar perhitungan usulan dividen dalam RAPBN TA 2016 sebesar Rp165,4 triliun diproyeksikan tidak tercapai. Berdasarkan prognosa, total laba BUMN hanya mencapai Rp141,5 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan