Ratusan karyawan melakukan aksi mogok kerja di pelabuhan bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (28/7/2015).

Jakarta, Aktual.com — Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) menduga telah terjadi pengelabuan dari lembaga tertentu terkait pemberitaan di salah satu media online.

Dalam pemberitaan tersebut (7 Oktober 2015), pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menyesalkan aksi demo dan ancaman mogok nasional oleh SP JICT. Aksi juga, menurut Agus, sudah meresahkan.

“SP sudah mendapat penjelasan Agus Pambagyo yang menyatakan pada pewawancara kalau Lino dibiarkan bisa terjadi demotivasi pekerja sehingga produktivitas menurun. Ternyata pernyataan Agus itu dipelintir sehingga seolah mengecam Serikat Pekerja. Menurut Agus, ia akan mencari tahu siapa orang yang memelintir pernyataannya,” kata Ketua Serikat Pekerja JICT, Nova Hakim, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/10).

Pihaknya mempertanyakan sumber berita tersebut dan kurang cermatnya media melakukan verifikasi pernyataan sumber. Hal ini dinilai sebagai bentuk propaganda hitam, dan SP JICT menduga ada pihak yang membayar konsultan PR untuk menyerang pekerja.

Nova menambahkan, saat ini mulai tersebar isu bahwa pekerja JICT melakukan sabotase ekonomi nasional.

“Faktanya bahwa RJ Lino memerintahkan Direksi JICT untuk tidak pernah negosiasi dengan pekerja dan membungkam mereka dengan PHK, mutasi dan pemberian ratusan surat peringatan secara masif dan tidak prosedural,”

“Ini jelas tindakan union busting yang kalap dan pada gilirannya mendorong perlawanan lebih luas dengan adanya seruan pemogokan dan unjuk rasa massal,” tambahnya.

Demotivasi pekerja telah mengakibatkan produktivitas JICT menurun drastis, sebagai dampak kebijakan sewenang-wenang RJ Lino. SP mengaku tidak paham dengan logika pemerintah yang membiarkan Lino bersikap dengan gaya orde baru modern.

Artikel ini ditulis oleh: