Jakarta, Aktual.co — Anda mungkin pernah bertemu atau berteman dengan ‘orang bermuka dua’ (orang munafik, red)?. Atau lingkungan kerja Anda terdapat karyawan yang memiliki sifat negatif tersebut.  Ya, bermuka dua yang kami maksud disini adalah, orang yang bertutur kata manis di depan Anda, namun menjelek-jelekkan Anda di belakang. Terkadang, mereka (orang bermuka dua) sering bicara aib Anda kepada atasan.  

‘Bermuka dua’ merupakan salah satu sifat buruk yang dibenci oleh Allah SWT dan dimasukkan ke dalam golongan munafik. Sabda Rasulullah SAW, ”Kalian pasti akan bertemu dengan orang-orang yang paling Allah benci, yaitu mereka yang ‘bermuka dua’.” Di satu kesempatan, mereka memperlihatkan satu sisi muka, namun di kala yang lain, mereka memperlihatkan muka yang lain pula,” (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam hadis lain, riwayat Imam Abu Dawud dan Muslim, lebih jelas lagi Rasulullah SAW menyatakan, ”Seburuk-buruk manusia adalah yang ‘bermuka dua’. Datang di satu kesempatan dengan ‘satu muka’, dan pada lain kesempatan datang dengan muka yang lain,”

Dua hadis di atas menyampaikan beberapa pesan penting kepada kita. Pertama, kita dilarang menjadi pribadi-pribadi munafik (hipokrit). Pribadi-pribadi yang memperlihatkan ‘satu muka’ di satu kesempatan dan muka yang lain di kesempatan yang berbeda. Artinya, kita dituntut untuk konsisten dalam kebenaran yang sudah diyakini, dengan kesesuaian antara iman dan amal, antara praktek dan perkataan.

Allah SWT berfirman, ”Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa mereka beriman, namun sesungguhnya mereka tidak beriman. Mereka mencoba menipu Allah dan orang-orang beriman, tapi sayang, sebetulnya mereka telah menipu diri mereka sendiri,” (QS. al-Baqarah: 8-9).

Orang munafik pada tataran ini memperlihatkan sikap dan sifat yang mendua. Dalam ayat yang lain, Allah SWT membeberkan lagi apa-apa yang telah mereka perbuat, ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali,” (QS. an-Nisa’: 142).

Allah SWT sangat membenci orang munafik, karena mereka memperlihatkan sifat dan sikap mendua, antara iman atau tidak. Maka, sudah sewajibnya, seorang beriman dapat menyatukan juga antara iman dan amal, tidak bertolak belakang, apalagi berlawanan arah. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang bermuka dua. Wallahu a’lam.

(Sumber: Islam Pos).

Artikel ini ditulis oleh: