Jakarta, Aktual.com — Yayasan Museum Indonesia mengupas tuntas tentang Jalur Rempah dan perdagangannya di Indonesia dalam pelaksanaan ‘Museum Week 2015’ yang akan digelar di Museum Nasional, Jakarta.

Content Director Yayasan Museum Indonesia Hani Fibianti di Jakarta, Senin (12/10), mengatakan tujuan utama diselenggarakan ‘Museum Week 2015’ yang mengangkat tema Jalur Rempah untuk mengingatkan kembali pada publik tentang pentingnya sejarah perdagangan rempah terhadap peradaban dan kebudayaan di Indonesia.

Secara fakta, lanjutnya, telah ditemukan bahwa perdagangan lada di abad dua belas telah membawa kesultanan Banten menjadi salah satu metropolis dunia.

Sejarawan, JJ Rizal bahkan mengatakan bahwa Jalur Sutera yang namanya begitu tersohor digunakan para pedagang yang menyelenggarakan hubungan antara negeri Barat dan Timur yang diindikasi terjadi sejak prasejarah sebenarnya hanya bagian dari Jalur Rempah.

Menurut dia, justru komoditi yang paling utama dan banyak diperdagangkan adalah rempah-rempah, karena sutera hanya salah satu komoditi yang diperdagangkan sepanjang jalur itu. Tidak heran jika para sejarawan lebih sering menyebutnya Jalur Rempah.

Ia menyayangkan sampai kini sebutan Jalur Rempah kurang sekali mendapat apresiasi. Masyarakat Indonesia yang menjadi pemain utama dalam sejarah penting ini, yang mengubah peta sejarah dunia pun tidak memperlihatkan upaya serius melakukan penelusuran sejarah, agar mereka mendapat penjelasan peristiwa sejarah yang lebih tepat dan lebih berimbang.

Antropolog kesehatan, Rusmin Tumanggor mengatakan penggunaan kapur dari Barus oleh masyarakat adat di Indonesia sudah sejak sebelum Masehi. Telah ditemukan mantra-mantra yang menggunakan berbagai jenis bahasa mulai dari Sangsakerta, Hebrew, dan bahasa Tiongkok yang fungsinya mendukung pengobatan penyakit dengan memanfaatkan kapur barus.

Ini, menurut dia, membuktikan Barus yang berada di Sumatera Utara telah menjadi pusat perdagangan yang penting sejak awal kebudayaan manusia terbentuk.

Sementara itu, perwakilan dari Yayasan Kebun Raya Indonesia Didiek Setiabudi Hargono mengatakan tanaman rempah yang sudah banyak diketahui masyarakat saat ini seperti cengkeh, kapur barus, kayu manis, lada, dan pala merupakan rempah-rempah yang berkhasiat untuk berbagai macam penyembuhan penyakit, kecantikan, hingga menjadi bumbu masakan yang sangat diminati oleh masyarakat dunia.

Lada mulai marak diperdagangkan pada abad 15 setelah eksplorasi perdagangan orang-orang Eropa ke belahan timur.

Pada ajang ‘Museum Week 2015’, yang akan digelar 18-25 Oktober 2015 di Museum Nasional, akan lebih menunjukkan peta sejarah dunia yang berkaitan dengan Jalur Rempah.

Artikel ini ditulis oleh: