Menteri ESDM Sudirman Said berjalan melewati pintu pemeriksaan keamanan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/11). Sudirman Said mendatangi Istana Kepresidenan untuk melaporkan soal hasil pertemuan menteri-menteri energi di Paris, Perancis dan telah dikukuhkannya Indonesia menjadi anggota International Energy Agency kepada Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/15.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menduga Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait proses perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia, untuk menutupi kebobrokannya sendiri.

Apalagi, laporan Sudirman Said ke MKD menurutnya tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo, Wakil Presien Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan.

“Jangan-jangan benar jika ada isu yang menyebutkan langkah Sudirman Said hanya mencari sensasi untuk menutupi kebobrokannya kinerjanya. Hal ini terlihat dengan tidak adanya dukungan kepada Sudirman Said seperti Presiden yang bilang A, Wapresnya bilang B, malah Menteri Polhukam bilangnya C,” kata Jajat dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/11).

Menurutnya, apa yang dilakukan Sudirman Said terlalu terburu-buru. Disinggung bagaimana terburu-burunya Sudirman yang melaporkan dengan kop surat kementerian yang dipimpinnya, permasalahan izin rekaman yang digunakan barang bukti dan sebagainya.

Sikap Presiden Jokowi yang tidak memback-up langkah Sudirman Said juga menjadi pertanyaan tersendiri bagi Jajat. Padahal, menteri merupakan corong sikap pemerintah khususnya Presiden RI.

Artikel ini ditulis oleh: