Aktivitas bongkar muat di pelabuhan peti kemas ekspor Impor Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Jumat (9/9). Dua pengelola terminal peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok yakni Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja memberlakukan biaya jasa penimbangan peti kemas ekspor pada auto gate JICT-TPK Koja sebesar Rp50.000 per boks. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) di kuartal III 2021 tercatat surplus 10,7 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono mengatakan, kinerja NPI kuartal III 2021 ini ditopang oleh transaksi berjalan yang tercatat surplus dibanding kuartal sebelumnya. Selain itu, transaksi modal dan finansial juga mengalami peningkatan.

“Sehingga, hal ini menopang ketahanan eksternal,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (19/11).

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai 146,9 miliar dolar AS atau lebih tinggi dibandingkan 137,1 miliar dolar AS pada akhir Juni 2021.

Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.Kemudian, transaksi berjalan pada triwulan III 2021 mencatat surplus terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.

Erwin mengungkapkan, transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus 4,5 miliar dolar AS atau 1,5 persen dari PDB setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit 2,0 miliar dolar AS atau 0,7 persen dari PDB.

Kinerja positif itu didorong oleh surplus neraca barang yang meningkat akibat kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

Di sisi lain, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah yakni antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor.

Sementara, untuk defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).

Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2021 mencatat surplus sebesar 6,1 miliar dolar AS atau 2 persen dari PDB yang lebih tinggi dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,6 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari PDB.

“Ini makin meningkat terutama bersumber dari investasi langsung. Aliran masuk neto atau net inflows investasi langsung tetap terjaga sebesar 3,3 miliar dolar AS,” ujar Erwin.

Investasi lainnya juga mengalami surplus setelah mengalami defisit pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan nonresiden di dalam negeri, serta tambahan alokasi special drawing rights (SDR).

Untuk investasi portofolio selama triwulan III 2021 juga mencatat net inflows yaitu sebesar 1,1 miliar dolar AS meskipun menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,0 miliar dolar AS sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global.

Erwin memastikan Bank Indonesia akan senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI.

BI juga terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi