Jakarta, Aktual.com — Nilai impor di Bali berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi mencapai 97,006 juta dolar AS selama sembilan bulan periode Januari-September 2015, merosot 61,98 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 255,13 juta dolar AS.

“Nilai impor tersebut jauh lebih kecil dibanding dengan nilai ekspor daerah ini yang mencapai 399,05 juta dolar AS pada periode yang sama,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (7/11).

Dia mengatakan, khusus impor pada bulan September 2015 mencapai 11,18 juta dolar AS, menurun 81,58 persen dibanding bulan yang sama 2014 yang tercatat 60,71 juta dolar AS.

Namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Agustus 2015) mencapai 9,41 juta dolar AS sehingga terjadi peningkatan sebesar 18,81 persen.

Panasunan Siregar menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cinderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar.

Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan karena memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa.

Impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi (peralatan listrik) dan alat produksi lainnya yang mampu memberikan dampak positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan perolehan devisa yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Panasunan Siregar menambahkan, komponen impor itu antara lain produk bahan bakar mineral 23,65 persen, produk mesin-mesin (mekanik) 21,89 persen, peralatan listrik 13,45 persen, produk lonceng, arloji 5,15 persen dan produk perangkat optik lima persen.

Aneka jenis produk luar negeri itu didatangkan dari Tiongkok 23 persen, Singapura 22,86 persen, Amerika Serikat 17,66 persen, Australia 9,24 persen dan India 6,51 persen, ujar Panasunan Siregar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu