Seperti dikutip dari media massa nasional,  pada pertemuan itu, juga membahas sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga uap di Pulau Sumatera dan Jawa. Di antaranya PLTU Riau-1, Riau-2 dan Tanjung Jati. Rencananya proyek itu bakal digarap perusahaan Johannes Kotjo, Blackgold Natural Resources Limited.

“Mekeng lalu bertanya kepada Kotjo, apakah masih ada sisa saham di proyek PLTU Riau-1,” kata Eni menceritakan pertemuan itu seperti dikutip dari media massa nasioanl.

Eni mengatakan Kotjo kemudian menjelaskan bahwa proyek tersebut sudah memasuki tahap akhir, yakni menjelang penandatanganan purchase power agreement. Karena itu, tidak ada lagi saham yang bisa dibagi. Kotjo kemudian berjanji memberikan fee senilai 2,5 persen dari nilai proyek US$ 900 juta atau sekitar Rp12,87 triliun, dengan syarat Golkar mau membantu mengawal proyek tersebut hingga penandatanganan kontrak. “Mekeng dan Airlangga setuju,” kata Eni.

Sebagai bentuk persetujuan, kata Eni, Airlangga menyatakan akan mengangkat dia sebagai Wakil Ketua Komisi Energi DPR. Penunjukan dianggap akan mempermudah mengawal proyek PLTU, karena Komisi 7 memiliki mitra kerja dengan PT PLN.

Masih dikutip dari media massa nasional itu, Eni Saragih mengatakan duit pelicin yang akan ia terima dari pengusaha Johannes Budisutrisno Kotjo akan digunakan untuk membantu kampanye Golkar di Pemilu 2019.

Pada kasus ini Eni kedapatan menerima suap sebesar Rp4,8 miliar dari Kotjo, sementara Idrus dijanjikan USD1,5 juta. Soal aliran dana dari Kotjo ini, Eni menyatakan siap mengembalikan ke KPK. “Mungkin besok juga saya akan kembalikan uang yang mungkin pernah saya terima dari Bapak Johanes Kotjo,” kata Eni.

Namun, Eni enggan mengorbankan dirinya untuk mengembalikan uang suap yang diterima dan masuk ke Partai Golkar. Partai berlambang beringin itu diduga ikut menerima suap PLTU Riau-1 untuk digunakan Munaslub saat mengukuhkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto sebesar Rp2 miliar. Saat munaslub itu, Eni diketahui merupakan bendaharanya.

“Yang pasti berusaha saya cicil, dan insya Allah semua yang saya terima, tapi kalau itu digunakan untuk Munaslub Golkar atau kegiatan Golkar, ya saya mohon Golkar untuk mengembalikan,” kata Eni.

Halaman berikutnya…

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby