1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 38106

Film “Sebelum Serangan Fajar” Dibedah di Sebuah Universitas

Jakarta, Aktual.co — Program Studi Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jumat (27/2), membedah kembali film “Sebelum Serangan Fajar” dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah Serangan Oemoem 1 Maret 1949 atau “SO 1 Maret”.

Panitia diskusi dan pemutaran film “Sebelum Serangan Fajar”, Kevin Rinangga mengatakan kegiatan itu untuk mengingatkan kembali peristiwa “SO 1 Maret” melalui prespektif yang berbeda.

“Karena melalui film ‘Sebelum Serangan Fajar’ (SSF) kita dapat mengetahui prespektif lain bahwa pencetus ide serangan fajar adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX,” kata dia.

Menurut dia, film SSF dapat menjadi contoh film dokumenter yang digarap secara serius dengan memberi prespektif lain dalam melihat sebuah peristiwa.

Film SSF merupakan film nonkomersial yang didukung penuh Dinas Kebudayaan DIY. Film ini diproduksi Sanggit Citra Production pada 2014.

Sutradara SSF Triyanto Hapsoro dalam sesi diskusi film itu mengatakan awal tujuan pembuatan film tersebut bukan untuk meluruskan, melainkan untuk melengkapi film-film pendahulunya yang juga memuat peristiwa yang sama seperti film “Enam Djam di Djogdja” karya Usmar Ismail, serta “Janur Kuning”.

Dalam film-film sebelumnya, kata Triyanto, ada “scene” film yang terlewatkan, yakni dialog empat mata antara Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol Soeharto untuk merencanakan serangan itu.

“Kemudian kami mencoba melengkapi dengan mengacu berbagai sumber buku sejarah serta saksi-saksi hidup yang terpercaya termasuk pihak keluarga Keraton Yogyakarta,” kata dia.

Dalam film yang diputar dengan durasi 35 menit ini menyiratkan pesan bahwa Sri Sultan HB IX sesungguhnya berperan sebagai pencetus ide serangan umum 1 Maret tersebut.

Visualisasi sejarah melalui film SSF itu membantah narasi sejarah yang muncul di permukaan. “Jadi memang dalam film-film sebelumnya Letkol Soeharto-lah yang menggagas ide serangan tersebut,” katanya.

Sementara itu, sejarawan dari Universitas Sanata Dharma Yerry Wirawan mengatakan upaya menyajikan intepretasi ulang sebuah peristiwa sejarah sangat penting dalam studi sejarah.

“Studi sejarah yang sehat adalah saat kita bisa mendiskusikan pandangan-pandangan ini,” kata dia.

Menurut Yerry, pada masa kini banyak bermunculan film bertema sejarah, namun sayangnya masih sedikit yang berani mengkritisi narasi sebelumnya, dengan menyajikan narasi alternatif.

“Menurut saya, film ‘Sebelum Serangan Fajar’ telah memngisi kekosongan itu, sehingga justru memperkaya sejarah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

AS-Kuba Teruskan Perundiangan Normalisasi di Washington

Jakarta, Aktual.co — Para perunding Amerika Serikat dan Kuba, membuka putaran kedua perundingan bersejarah yang ditujukan untuk menyelesaikan permusuhan seumur setengah abad, serta memperbaiki hubungan diplomatik secara penuh.

Dikutip dari AFP, Jumat (27/2), tim-tim perunding bertemu di Departemen Luar Negeri beberapa saat sebelum pukul 09.00 waktu setempat (21.00 WIB) untuk putaran kedua.

Pertemuan itu berlangsung setelah pertemuan pertama di Havana bulan lalu memecah kebekuan namun berakhir dengan hanya sedikit tanda adanya terobosan.

Pembicaraan-pembicaraan terjadi setelah munculnya pengumuman mengejutkan oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro pada Desember lalu, bahwa kedua musuh Perang Dingin itu telah memutuskan untuk menormalisasikan hubungan mereka yang memburuk pada 1961.

Pihak AS dalam perundingan itu diwakili oleh Roberta Jacobson, asisten menteri luar negeri untuk urusan Western Hemisphere, sementara delegasi Kuba dipimpin oleh Josefina Vidal, direktur urusan Amerika Serikat pada kementerian luar negeri.

Artikel ini ditulis oleh:

Mahfud: Pelaksanaan Eksekusi Mati Harus Disegerakan

Jakarta, Aktual.co — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengatakan, pelaksanaan eksekusi hukuman mati terhadap terpidana kasus kejahatan narkotika, sebaiknya disegerakan.

“Agar tidak menimbulkan kontroversi dan perpecahan,” kata Mahfud di Yogyakarta, Jumat (27/2).

Menurut dia, dengan telah ditolaknya grasi seluruh terpidana mati, maka pemerintah tidak perlu mengulur waktu untuk menjadwalkan pelaksanaan eksekusi tersebut.

Apalagi, kata dia, upaya hukum melalui pengajuan peninjauan kembali (PK) seperti yang dilakukan oleh terpidana mati kasus narkotika Mary Jane Fiesta Veloso, juga tidak dapat menunda pelaksanaan eksekusi mati.

Menurut Mahfud, setiap vonis yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkrah) tidak ada kewajiban harus menunggu proses PK.

“Kalau terbelenggu itu, semua orang bisa menunda hukuman dengan mengajukan PK. Apalagi Mahkamah Konstitusi (MK) membolehkan PK diajukan lebih dari satu kali,” kata dia.

Sementara itu, ia mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak perlu menghiraukan tekanan negara lain seperti Brazil dan Australia untuk membatalkan eksekusi mati.

“Negara lain seperti Malaysia, Singapura itu galak terhadap pelanggaran narkoba. Hukuman matinya tetap tidak ada tawar-menawar. Sementara di sini masih memberi kesempatan PK,” kata dia.

Kendati demikian, ia menilai, ketegasan pemerintah untuk menolak grasi para terpidana mati merupakan langkah progresif yang patut diapresiasi.

Kejagung berencana mengeksekusi 11 terpidana mati tahap kedua, yakni delapan kasus narkotika dan tiga kasus pembunuhan.

Ke-11 terpidana mati itu adalah Syofial alias Iyen bin Azwar (WNI) kasus pembunuhan berencana, Mary Jane Fiesta Veloso (WN Filipina) kasus narkotika, Myuran Sukumaran alias Mark (WN Australia) kasus narkotika, Harun bin Ajis (WNI) kasus pembunuhan berencana, Sargawi alias Ali bin Sanusi (WNI) kasus pembunuhan berencana, Serge Areski Atlaoui (WN Prancis) kasus narkotika.

Selain itu, Martin Anderson alias Belo (WN Ghana) kasus narkotika, Zainal Abidin (WNI) kasus narkotika, Raheem Agbaje Salami (WN Cordova) kasus narkotika, Rodrigo Gularte (WN Brasil) kasus narkotika dan Andrew Chan (WN Australia) kasus Narkotika

Artikel ini ditulis oleh:

LPSK Minta Polisi Permudah Korban Pembegalan

Jakarta, Aktual.co — Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berharap kepolisian mempermudah proses pelayanan kehilangan terhadap korban dari pelaku kejahatan pembegalan.

“Korban pembegalan sangat membutuhkan kemudahan pelayanan, karena terkena musibah,” kata Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/2).

Semendawai mencontohkan pelayanan kemudahan yang dapat diberikan polisi kepada korban pembegalan seperti mengurus surat keterangan dari kepolisian untuk klaim asuransi kehilangan sepeda motor.

Semendawai menyebutkan persoalan pembegalan yang mengakibatkan jatuh korban merupakan tanggung jawab seluruh aparat penegak hukum.

Semendawai berharap aparat kepolisian bertindak tegas dan meningkatkan patroli secara kontinyu guna mengantisipasi aksi kejahatan jalanan pembegalan yang mengancam pengendara sepeda motor.

“Kelalaian dalam menjaga keamanan harus ditebus dengan bantuan kepada masyarakat yang terlanjur menjadi korban,” kata Semendawai.

Terkait pelaku yang tewas dikeroyok massa, Semendawai meminta polisi dapat mengantisipasi hal itu, karena keterangan pelaku dapat mengungkap jaringan begal yang lebih besar.

Lebih lanjut, LPSK siap memberikan pelayanan perlindungan terhadap korban dan masyarakat yang memberikan kesaksian terkait aksi pembegalan terhadap pengendara sepeda motor.

“Peran serta korban maupun masyarakat sangat penting untuk mengungkap tindak pidana ini terkait ancaman yang mungkin diterima jika korban atau masyarakat bersaksi, LPSK siap memberikan perlindungan,” tutur Semendawai.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya bersama jajaran Polres dan Polsek mengungkap 43 kasus pencurian dengan kekerasan (curas), 38 kasus pencurian pemberatan (curat) dan 63 kasus curanmor dengan jumlah tersangka 244 orang termasuk 13 pelaku dari Lampung.

Aparat Polda Metro Jaya melumpuhkan tujuh orang dari 93 pelaku yang terlibat curas dengan melepaskan tembakan, karena melawan petugas menggunakan senjata tajam dan senjata api.

Selain menangkap para tersangka, petugas juga menyita barang bukti 14 pucuk senjata api terdiri dari sepucuk senjata api organis, sepucuk airsoft gun dan sisanya senjata api rakitan.

Barang bukti lainnya diamankan yakni 140 bilah senjata tajam, 120 unit motor, 21 unit mobil, 167 unit telepon selular, 46 butir beluru, 15 kunci “T”, perhiasan, layar televisi dan sejumlah uang tunai.

Artikel ini ditulis oleh:

Polres Bogor Persempit Ruang Gerak Begal

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Resor Bogor Kota, Jawa Barat, melakukan antisipasi dan pencegahan tindak kriminalitas pencurian kendaraan bermotor, terutama aksi begal dengan mengintensifkan patroli dan razia guna mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan.

“Upaya preventif terhadap kejahatan pencurian kendaraan bermotor, maupun aksi begal lainnya sudah kita mulai sejak kemarin dengan melakukan patroli gabungan di wilayah Kota Bogor,” kata Kepala Bagian Operasi Polres Bogor Kota, Kompol Sahroni, di Bogor, Jumat (27/2).

Ia mengatakan, patroli gabungan diprioritaskan di lokasi-lokasi yang terindikasi berpotensi tempat terjadi aksi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan maupun begal.

“Ada enam lokasi yang jadi prioritas kita lakukan patroli silang maupun razia, ini lokasi perbatasan dengan wilayah luar Kota Bogor,” katanya.

Enam lokasi prioritas tersebut yakni Cijambu, Salabenda, Bubulak, Jalan tentara Pelajar, Pamoyanan, Jalan MBR Katulampa dan Cimahpar.

“selain patroli juga digelar razia serentak di enam Polsek wilayah Kota Bogor dengan sasaran kejahatan C3 (curat, curas dan curanmor) serta aksi pembegalan,” katanya.

Menurut Sahroni, sejauh ini di wilayah Kota Bogor belum terjadi kasus pembegalan. Namun untuk mengimbangi upaya jajaran Polri di wilayah lain untuk mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan pencurian dan begal maka patroli dan razia dilakukan secara intensif.

“Sasaran utama kita tidak hanya begal, tetapi tindak kejahatan seperti pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan dan pencurian kendaran bermotor,” katanya.

Razia antisipasi kejahatan C3 dan begal di jajaran Polsek Bogor Barat sore tadi bertempat di Jalan Raya Bubulak menyita 19 kendaraan bermotor, baik yang ditilang karena tidak memenuhi surat-surat dan tidak sesuai standar keselamatan.

“Total ada 15 STNK dan empat kendaraan dibawa ke Mapolsek Bogor Barat untuk diamankan,” kata Kapolsek Bogor Barat Kompol Indrat Ningtyas.

Selain di Polsek Bogor Barat, razia antisipasi kejahatan pencurian termasuk begal juga dilakukan serentak oleh jajaran Polsek Bogor Utara, Bogor Selatan dan Bogor Timur. Sedangkan Polsek Bogor Tengah dan Tanah Sareal mengintensifkan patroli silang.

Artikel ini ditulis oleh:

Interpol Antisipasi Penyelundupan Peledak dari Malaysia ke Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Kantor Pusat Interpol Dunia di Lyon, Prancis berupaya antisipasi gerakan penyelundupan bahan peledak dan bahan kimia dari Malaysia masuk Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Demikian disampaikan Lasha Giorgidze, interpol Kantor Pusat Lyon, Prancis ketika berada di Nunukan, Jumat (27/2) kepada sejumlah awak media berkaitan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan.

Upaya yang dilakukannya itu, dia mengharapkan dukungan dari agensi interpol lokal seperti bea cukai, imigrasi, kepolisian dan instansi lainnya dalam keberhasilan pelaksanaan operasi nantinya.

“Keberhasilan operasi ini tentunya harus mendapatkan dukungan dari agensi interpol lokal,” ujar Lasha Giorgidze.

Ia menjelaskan, target dari operasi interpol di daerah itu adalah gerakan perpindahan barang-barang kimia dan bahan peledak yang dibawa oleh para pelaku dari dan keluar Malaysia melalui Kabupaten Nunukan.

Selain itu, lanjut dia, interpol juga menargetkan adanya pengguna dokumen-dokumen (paspor) palsu maupun resmi yang kemungkinan bukan miliknya melakukan perjalanan keluar negeri.

Interpol yang berpusat di Lyon, Prancis ini memberikan pelatihan kepada jajaran imigrasi, bea cukai, kepolisian, syahbandar dan PT Pelindo setempat dari 24-27 Februari 2015 di Kantor Bea Cukai Nunukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain