29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39673

Mantan Ketua YLKI: Menhub Jonan Buruk Muka Kaca Sebelah

Jakarta, Aktual.co — Menteri Perhubungan Iganasius Jonan itu ibarat buruk muka kaca dibelah, dimana ketidakmampuan dia mengawasi dan membuat manajemen pengawasan keselamatan sehingga terjadinya suatu accident penerbangan, justru malah konsumen yang dikorbankan.
Demikian disampaikan Indah Sukmaningsih mantan Ketua YLKI kepada wartawan, menanggapi pencabutan low cost carier atau biaya penerbangan murah, di Jakarta, Jum’at (9/1).
“Sekarang apakah juga penerbangan dengan tarif yang diberlakukan baru ini juga bisa dijamin keselamatannya dan paling aman,” ungkpanya.
Dia mempertanyakan, jika alasannya penerbangan berbiaya murah itu tak menjamin keselamatan, hal itu merupakan keputusan yang ceroboh dari Menhub Jonan.
“Masalah keselamatan bukan hanya harga murah, seharusnya dia berkaca apakah standar pengawasan sudah sempurna dilakukannya,” demikian Indah.
Seperti diketahui, low cost carrier adalah penerbangan dengan biaya rendah atau sebuah maskapai penerbangan yang menyediakan harga tiket pesawat dengan harga terjangkau dengan mengurangi beberapa layanan umum bagi penumpang pesawat seperti layanan catering, minimalis reservasi sehingga menekan biaya cost penerbangan dan harga nya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk membatasi tarif batas bawah bagi maskapai low cost carrier atau maskapai penerbangan murah, mendapat banyak kritikan. Banyak maskapai penerbangan yang menjerit, sehingga nantinya dikhawatirkan akan mengurangi standar keselamatan.
Jonan menegaskan bahwa istilah LCC tidak ada dalam aturan penerbangan. Dia menjelaskan, LCC hanya ada untuk istilah komersial saja.
“Saya juga tidak mengenal LCC, kalau misalnya ditanyakan kenapa 40 persen. Tujuannya membantu supaya semua airline punya ruang keuangan yang cukup untuk mempertahankan pelayanan, keselamatan dan safety,” ujar Jonan.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Bupati Tangerang Minta Kemendikbud Kaji Ulang E-book

Jakarta, Aktual.co —Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta persiapkan secara matang rencana pemberlakuan e-Book.
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan banyak sekali faktor pertimbangan yang perlu dikaji Pemerintah agar program e-book bisa berjalan. 
“Pemerintah pusat harus berkoordinasi dan mengajak komunikasi dengan daerah melalui pantauan langsung,” ujar dia, di Tangerang, Jumat (9/1).
Terutama, memperhatikan kesiapan daerah menyediakan tablet sebagai peralatan untuk membaca e-book. 
Karena dengan berencana mengganti semua buku fisik menjadi e-book, kata Zaki, maka daerah butuh anggaran besar untuk pengadaan tablet bagi semua siswa. 
Bukan hanya persoalan dana untuk membeli tablet. Kata Zaki, soal sumber daya manusia juga perlu dipersiapkan. 
“Mulai dari kesiapan guru, murid dan orang tua. Sehingga penerapannya bisa sesuai sasaran dan meningkatan kualitas pendidikan,” ujar dia.
Zaki juga menyoroti faktor kesehatan anak yang harus bergelut dengan tablet selama delapan jam pelajaran.

Artikel ini ditulis oleh:

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, didampingi stafnya saat memantau pasukannya di atas geladak KRI Banda Aceh, perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015). Panglima mengaku khawatir terkait dengan keberadaan black box mengingat kondisi ekor pesawat AirAsia QZ-8501 di dalam dasar laut perairan Selat Karimata sudah berantakan. AKTUAL/PUSPEN TNI

Wakil Ketua Komisi V: Penerbangan Beda Dengan Kereta Api

Jakarta, Aktual.co — Menteri Perhubungan Ignasius Jonan harus berbicara dengan Inaca dan stakeholder terkait izin penerbangan yang masih sengkarut ini.
Demikian disampaikan oleh Yudi Widiana Wakil Ketua Komisi V DPR RI, di gedung DPR, Jum’at (9/1).
“Pengaturan penerbangan berbeda yang multi operator berbeda dengan dunia kereta api yang uni operator,” ungkapnya.
Terkait dengan pembekuan ijin AirAsia rute Surabaya-Singapura, Yudi justru melihat adanya sikap sembrono dan terburu-burunya Menhub tentang keputusan itu.
“Saya mendapat informasi Jonan sedang dilanda kebingungan untuk membenahi intenalnya dan juga beberapa pejabat lagi cari muka untuk mengisi dua Dirjen yang lowong yakni Dirjen Perhubungan Udara dan Darat,” demikian Yudi.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

PGN Gandeng Bank Mandiri Terapkan Sistem Pembayaran Online

Jakarta, Aktual.co — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) resmi menjalin kerjasama layanan keuangan online dalam transaksi pembayaran bersama PT Bank Mandiri Tbk. Peresmian ditunjukan dengan penandatanganan Kerjasama Layanan Pembayaran Melalui Corporate Payable oleh Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi dan Direktur Keuangan PGN Reza Pahlevi.

“Dengan kerjasama ini diharapkan kami dapat memanfaatkan sistem pembayaran online yang disediakan Bank Mandiri dalam setiap transaksi pembayaran yang dilakukan kepada pihak ketiga. Misalnya, PGN melakukan pembelian mesin kepada pihak penyedia barang. Dalam transaksi ini, pembayaran akan dilakukan secara online dan tercatat dalam sistem yang disediakan oleh ‎Bank Mandiri,” kata Reza di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (8/1).

Ia menjelaskan, dengan keunggulan dari kerja sama ini maka setiap transaksi yang dilakukan akan tercatat dan mudah diawasi sehingga membuat kinerja keuangan perusahaan lebih efisien.

“Ini salah satu solusi yang saya impikan selama ini. ‎Kegiatan transaksi keuangannya sangat tinggi. Perlu juga di-support, efisiensi yang saya lihat dari corporate payable ini. Keunggulannya, enggak perlu kertas, traceable (bisa dilacak) jadi memberikan kegiatan operasional yang efisien‎,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Nelayan Sultra Hilang di Perbatasan RI-PNG

Jakarta, Aktual.co — Dua nelayan asal Buton, Sulawesi Tenggara, La Oda dan Bachtiar, dilaporkan hilang saat melaut di perbatasan antara Indonesia-Papua Nugini pada Selasa (6/1) malam.
“Sudah empat hari ini kami keluarga bersama teman-teman nelayan asal Sultra melakukan pencarian, namun belum ada hasil,” kata keluarga korban, Ahmad Najamuddin melalui telepon dari Jayapura, Jumat (9/1).
Menurut dia, korban La Oga dan Bachtiar melaut pada Selasa malam di di sekitar Rompon 21 at 51 haluan 80 derajat timur, dengan jarak 70 Mil dari Kota Jayapura.
Kedua korban melaut menggunakan kapal berjenis fiber warga biru tanpa semang dengan kekuatan mesin 15 PK X 2, bersama rombongn delapan perahu nelayan lainnya.
“Perahu kedua korban telepas dari rombongan perahu nelayan lain pada Selasa malam, sekitar pukul 01.00 WIT,” katanya.
Setelah rekan-rekan korban menyadari perahu korban hilang dari rombongan , segera melakukan pencarian dengan menyisir wilayah di sekitar rumpun. Namun, hingga Jumat siang ini dua korban nelayan hilang tersebut belum juga ditemukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain