1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 39871

Iran Bakal Segera Ekspor Perikanan ke Rusia

Jakarta, Aktual.co — Ketua Organisasi Perikanan Iran mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Iran akan memulai mengekspor produk perikanan ke Rusia pada Januari 2015.

“Sebanyak 18 perusahaan Iran akan mulai mengekspor produk perikanan ke Rusia pada Januari ini,” ujar Ketua Organisasi Perikanan Iran, Hassan Salehi, Sabtu (3/11).

Berbicara dengan IRNA, ia memuji kemampuan yang tinggi dari industri perikanan Iran dalam memenuhi tuntutan pasar Rusia.

Dia mengatakan, organisasinya mampu memenuhi permintaan tersebut, menekankan bahwa Iran saat ini memiliki potensi untuk ekspor ikan, udang, ikan tuna kaleng, kaviar dan kepiting ke Rusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

YLPK Desak Pemerintah Audit Pesawat AirAsia

Jakarta, Aktual.co —  Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jawa Timur mendesak pemerintah untuk segera menarik seluruh Pesawat AirAsia yang beroperasi di Indonesia guna mengantisipasi kejadian tak diinginkan pada masa mendatang.

“Semua harus diaudit secara benar tentang jaminan keselamatannya,” kata Ketua YLPK Jatim, Said Sutomo, di Surabaya, Sabtu (3/1).

Apalagi, ungkap dia, sampai saat ini Emergency Locator Transmitter (ELT) dan Underwater Locator Beacon (ULB) di kotak hitam Pesawat AirAsia QZ8501 yang keduanya harus memberikan sinyal pemancar darurat ternyata tidak berfungsi. Akibatnya seluruh alat tersebut tidak terdeteksi.

“Kondisi itu membuktikam bahwa kebijakan Low Cost Carrier yang diterapkan manajemen AirAsia mengabaikan standar keselamatan penumpang jika terjadi hal-hal yang terburuk,” ujarnya.

Ia menjelaskan, apabila alat ELT dan ULB berfungsi dengan baik maka saat ini pencarian korban manusia dan bangkai pesawat tidak menyulitkan tim BASARNAS. Bahkan, tidak akan berlarut-larut seperti sekarang.

“Jika manajemen AirAsia ada indikasi melanggar UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, kami akan siap melakukan gugatan hukum,” katanya.

Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, J A Barata, menyatakan, akibat kejadian hilangnya kontak Pesawat AirAsia QZ 8501 pemerintah membekukan sementara izin rute penerbangan Indonesia Air Asia Surabaya – Singapura (pp). Ketentuan itu terhitung mulai tanggal 2 Januari sampai dengan hasil evaluasi dan investigasi.

“Pembekuan sementara ini tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. AU. 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tanggal 2 Januari 2015,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Saudi Buka Kembali Kedutaanya di Irak Setelah Vakum 25 Tahun

Jakarta, Aktual.co — Arab Saudi Sabtu (3/1) mengumumkan pihaknya mengirim delegasi ke Irak menjelang pembukaan kedutaan besar di Baghdad di mana misi terakhir ditutup hampir 25 tahun yang lalu.

Satu pernyataan kementerian luar negeri mengatakan, bahwa delegasi itu akan “mengambil keputusan yang diperlukan untuk memilih dan melengkapi bangunan” bagi kedutaan besar di Baghdad dan konsulat di Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan di utara.

Hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Irak diputus pada tahun 1990, tetapi dipulihkan pada tahun 2004 setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein.

Namun, Riyadh belum membuka kembali kedutaannya di Baghdad.

Misi ini akan melakukan apa yang telah diputuskan setelah kontak antara negara bertetangga itu, kantor berita resmi SPA mengutip seorang juru bicara kementerian luar negeri Saudi.

November lalu, Presiden Irak Fuad Masum mengunjungi Arab Saudi untuk pertama sebagai perjalanan tingkat tinggi dalam beberapa tahun sebagai pemanasan tanda hubungan setelah bertahun-tahun terjadi ketegangan antara kedua negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Mengapa Pancasila Suatu Keharusan? (Bagian 1)

Tetapi kecuali Pancasila adalah satu Weltanschauung, satu dasar falsafah,  Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya Bangsa Indonesia  dari Sabang sampai ke Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu.
Dan bukan saja alat mempersatu untuk di atasnya kita letakkan Negara Republik Indonesia, tetapi juga pada hakekatnya satu alat mempersatu dalam perjoangan kita melenyapkan segala penyakit yang telah kita lawan berpuluh-puluh tahun
yaitu penyakit terutama sekali, Imperialisme.
Perjoangan suatu bangsa, perjoangan melawan imperialisme, perjoangan mencapai kemerdekaan, perjoangan sesuatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri.
Tidak ada dua bangsa yang cara berjoangnya sama.  Tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjoang sendiri, mempunyai karakteristik sendiri.
Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mampunyai keperibadian sendiri. Keperibadiaan yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kebudayaannya,  dalam perekonomiannya, dalam wataknya dan lain-lain sebagainya.
(Soekarno, 1958)

Setiap bangsa harus memiliki suatu konsepsi bersama menyangkut nilai-nilai dan haluan dasar bagi keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan bangsa yang bersangkutan.  Dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa Bangsa, pada 30 September 1960, yang memperkenalkan Pancasila kepada dunia, Soekarno mengingatkan pentingnya konsepsi dan cita-cita bagi suatu bangsa: “Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya” (Soekarno, 1989: 64).

Seorang cencekiawan Amerika Serikat, John Gardner, mengingatkan, “Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak percaya kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besar (Gardner, 1992).

Setiap bangsa memiliki konsepsi dan cita-citanya masing-masing sesuai dengan kondisi, tantangan dan karakteristik bangsa yang bersangkutan. Dalam pandangan Soekarno, “Tidak ada dua bangsa yang cara berjoangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjoang sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mampunyai keperibadian sendiri. Keperibadiaan yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kebudayaannya, dalam perekonomiannya, dalam wataknya dan lain-lain sebagainya” (Soekarno, 1958, I: 3).

Oleh karena itu, cara bangsa Indonesia merumuskan konsepsi dan cita-cita nasionalnya tidak begitu saja mengekor ideologi-ideologi dominan yang ada. Dalam pidatonya di PBB, Bung Karno menyangkal pendapat seorang filosof Inggris, Bertrand Russel, yang membagi dunia ke dalam dua poros pengikut konsepsi Declaration of American Independence dan Manifesto Komunis. “Maafkan, Lord Russell. Saya kira tuan melupakan adanya lebih daripada seribu juta rakyat, rakyat Asia dan Afrika, dan mungkin pula rakyat-rakyat Amerika Latin, yang tidak menganut ajaran Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence.”

Selanjutnya dia katakan bahwa Indonesia tidak dipimpin oleh kedua paham itu; tidak mengikuti konsep liberal maupun komunis. “Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang jauh lebih cocok.” Lantas dia simpulkan, “Sesuatu itu kami namakan Pancasila. Gagasan-gagasan dan cita-cita itu, sudah terkandung dalam bangsa kami. Telah timbul dalam bangsa kami selama dua ribu tahun peradaban kami dan selama berabad-abad kejayaan bangsa, sebelum imperialisme menenggelamkan kami pada suatu saat kelemahan nasional” (Soekarno, 1960, 1989: 63-64).

Para pendiri bangsa berusaha menjawab akan kebutuhan konsepsi kebangsaan Indonesia merdeka itu  dalam suatu “dasar falsafah” (Philosophische Grondslag) negara atau “pandangan dunia” (Weltanschauung),  yang dikenal dengan sebutan Pancasila.    Gagasan Pancasila sebagai dasar (falsafah) negara Indonesia itu tidaklah dipungut dari udara, melainkan digali dari bumi sejarah keindonesiaan, yang tingkat penggaliannya tidak berhenti sampai zaman gelap penjajahan, melainkan menerobos jauh ke belakang hingga zaman kejayaan Nusantara. Dalam usaha penggalian itu, para pendiri bangsa juga memikirkan dan merasakan apa yang dialami bangsanya selama masa penjajahan dan mengingat apa-apa yang pernah mereka perjuangkan dan impikan sebagai sumber pembebasan, kebahagiaan dan identitas bersama.

Dalam menyusun konsepsi dasar falsafah dan ideologi Negara Indonesia Merdeka itu, Soekarno mengatakan bahwa kita “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini;… kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis”.  Lebih lanjut ia katakan, “Kalau kita mencari satu dasar yang statis yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu Leitstar dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali sedalam-dalamnya di dalam jiwa masyarakat kita sendiri…. Kalau kita mau memasukkan elemen-elemen yang tidak ada di dalam jiwa Indonesia, tak mungkin dijadikan dasar untuk duduk di atasnya.”

Selengkapnya, dia katakan: Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satu jiwa, maka kita pada waktu kita memikirkan dasar statis atau dasar dinamis bagi bangsa tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri. Kalau kita mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri, kandas. Ya bisa menghikmati satu dua, seratus dua ratus orang, tetapi tidak bisa menghikmati sebagai jiwa tersendiri. Kita harus tinggal di dalam lingkungan dan lingkaran jiwa kita sendiri. Itulah kepribadian. Tiap-tiap bangsa mempunyai kepribadian sendiri, sebagai bangsa. Tidak bisa opleggen dari luar. Itu harus laten telah hidup di dalam jiwa rakyat itu sendiri.

Dalam perjalanannya, sejarah konseptualisi Pancasila melintasi rangkaian panjang fase “pembibitan”, fase “perumusan”, dan fase “pengesahan”. Fase “pembibitan” setidaknya dimulai pada 1920-an dalam bentuk rintisan-rintisan gagasan untuk mencari sintesis antarideologi dan gerakan seiring dengan proses “penemuan” Indonesia sebagai kode kebangsaan bersama (civic nationalism). Fase “perumusan” dimulai pada masa persidangan pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), 29 Mei-1 Juni 1945, dengan Pidato Soekarno (1 Juni) sebagai crème de la crème-nya yang memunculkan istilah Panca Sila. Rumusan Pancasila dari Pidato Soekarno itu lantas digodok dalam pertemuan Chuo Sangi In yang membentuk “Panitia Sembilan”,  yang melahirkan rumusan baru Pancasila dalam versi Piagam Jakarta, pada 22 Juni. Fase “pengesahan” dimulai pada 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang melahirkan rumusan final, yang mengikat secara konstitusional dalam kehidupan bernegara.
Bersambung…

Oleh: Yudi Latif, Chairman Aktual

Artikel ini ditulis oleh:

Karawang Siapkan Sanksi Tegas Bagi Perusahaan Pencemar Lingkungan

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat akan memberikan sanksi tegas perusahaan yang membuang limbah sembarangan dan melakukan pencemaran lingkungan.

“Pelaku pencemaran lingkungan, seperti membuang limbah sembarangan akan kami tindak tegas,” kata Pelaksana Tugas Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana di Karawang, Sabtu (3/1).

Ia menyatakan, pada 2015 jajaran eksekutif dan legislatif sudah sepakat memberi perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan hidup.

Selain itu, pihaknya akan meminta bantuan aparat penegak hukum, yakni Polres Karawang untuk menegakkan hukum terkait pelanggaran lingkungan hidup.

Dengan begitu, nantinya pelaku pencemaran lingkungan hidup seperti pelaku pembuangan limbah sembarangan akan ditindak tegas, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Menurut dia, Pemkab Karawang melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) setempat sudah mengantongi pelaku pencemaran lingkungan.

Sepanjang tahun 2014, kata Cellica, beberapa perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan sudah ditegur tetapi belum ada perusahaan yang diberi sanksi hukum.

Sementara itu, Ketua DPRD Karawang Toto Suripto sebelumnya mengaku akan konsentrasi melakukan upaya penyelamatan lingkungan hidup sesuai dengan tugas dan fungsinya pada 2015.

“Bidang lingkungan hidup harus diperhatikan dan dijaga bersama. Jangan sampai pencemaran terjadi tanpa ada sanksi,” kata dia.

Ia mengaku selama ini cukup sering kabar mengenai peristiwa pencemaran lingkungan di Karawang. Baik itu pencemaran limbah pabrik ke sungai, pencemaran udara, dan lain-lain.

Pihaknya juga akan memperhatikan terkait pertambangan ilegal yang berlangsung di wilayah Karawang selatan seperti di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru.

“Tidak hanya kegiatan pertambangan di wilayah Pangkalan saja, seluruh daerah jika ada pertambangan ilegal perlu diberi sanksi,” kata dia.

Ia menilai jika pencemaran lingkungan tersebut dibiarkan dan pelakunya tidak diberi sanksi, dikhawatirkan akan semakin banyak peristiwa pencemaran lingkungan di Karawang.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Bangun Dua Bendungan, Pemerintah Anggarkan Rp170 Miliar

Jakarta, Aktual.co — Sebanyak dua bendungan akan dibangun di Kabupaten Mamuju pada 2015 sebagai upaya untuk memacu peningkatan produksi padi.

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Sabtu (3/1) mengatakan, kedua bendungan itu yakni bendungan Beru-Beru Kecamatan Kalukku dan bendungan Tommo Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

Ia mengatakan, bendungan Beru-Beru akan dibangun dengan memanfaatkan sungai Kecamatan Kalukku dengan anggaran sekitar Rp70 miliar dengan memanfaatkan anggaran APBN.

Menurut dia, bendungan Beru-Beru akan mampu mengairi ribuan hektare tanaman padi di Kecamatan Kalukku yang selama ini belum memiliki sarana irigasi teknis karena tidak adanya bendungan di wilayah itu.

Sementara itu di Kecamatan Tommo akan dibangun bendungan Tommo dengan anggaran mencapai Rp100 miliar juga menggunakan anggaran APBN dan bendungan tersebut akan mampu mengairi tanaman padi hingga 7000 hektare.

“Dengan pembangunan bendungan Tommo tersebut maka sawah yang ada di Kecamatan Tommo, Sampaga, Papalang, dan Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju akan memiliki sarana irigasi teknis yang lebih memadai memacu peningkatan produksi pangan Sulbar,” katanya.

Menurut dia, pembangunan bendungan Tommo dalam rangka memacu ketahanan pangan Sulbar juga akan diikuti dengan pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan dan saluran irigasi agar produksi padi di Kabupaten Mamuju meningkat memacu tingkat produksi padi Sulbar.

“Pemerintah pusat telah bersedia mengalokasikan anggaran pembangunan bendungan yang dibangun sejak tahun 2010 tersebut dengan menggunakan APBN, itu artinya pertanian Sulbar ke depan akan semakin berkembang,” katanya.

Ia mengatakan, Sulbar ingin memacu produksi padi agar dapat mencapai satu juta ton pertahun mendukung target produksi padi secara nasional sebesar 10 juta ton pertahun, sehingga mendorong pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan produksi padi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain