25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40164

Pengamat Minta Kemenpora Tegas Pada PSSI

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus punya sikap tegas kepada PSSI. Pasalnya, federasi sepakbola pimpinan Djohar Arifin Husin itu dianggap gagal meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia di dunia Internasional.

Menurut pengamat sepakbola Nasional, Anton Sanjoyo, jika PSSI tidak mau introspeksi diri dan tidak segera membenahi organisasinya, Kemenpora harus mengambil tindakan.

“Kemenpora punya kuasa. Kalau perlu koordinasi dengan polisi agar tidak memberi izin pertandingan yang digelar oleh PSSI,” tegas Anton melalui sambungan telepon kepada Aktual.co, Senin (22/12).

Lebih jauh disampaikan Anton, salah satu yang harus Kemenpora lakukan dalam waktu dekat ini, bukanlah membentuk Tim Sembilan.

Jika Kemenpora serius dan berkomitmen untuk memperbaiki PSSI, Kemenpora harus ikut dan telibat dalam setiap kegiatan yang digelar oleh PSSI.

“Kemenpora bisa ambil peluang melalui Kongres Tahunan PSSI. Itu juga penting, biar Kemenpora tahu cara kerjanya,” tandasnya.

Untuk informasi, PSSI akan menggelar Kongres Tahunan pada Januari 2015 mendatang, yang rencananya akan di gelar di Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Harga Mobil Dinas Pimpinan DPRD Dituding Digelembungkan

Jakarta, Aktual.co —Pembelian lima mobil dinas untuk lima orang pimpinan DPRD DKI Jakarta periode 2014/2019 yang tendernya dimenangkan PT ASTRA, mendapat tudingan pahit. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai ada penggelembungan harga di sana.
Harga mobil dinas merek Toyota Camry Hybrid yang disebut Sekretaris Dewan (Sekwan) Mangara Pardede seharga Rp 698 juta, dianggap kelewat besar oleh FITRA.
Pengamat anggaran FITRA, Uchok Sky Khadafi mengatakan kalau mobil merek Toyota Camry dengan Tipe Hybrid di pasaran harganya hanya Rp 549,6 juta. 
Dan dari total anggaran lelang pengadaan lima mobil itu tembus Rp 3.449.350.000 (Rp 3,4 miliar). Dengan demikian menurutnya ada sisa anggaran sebesar Rp 701.350.000. 
“Ke mana itu sisanya? Aneh aja ya. Ini patut dipertanyakan,” ucap dia, saat dihubungi Aktual.co, di Jakarta, Senin (22/12).
Selain menduing ada penggelembungan di harga mobil, menurut Uchok, pengadaan mobil dinas itu juga boros anggaran.
“Menteri saja tidak membeli mobil baru, masa pimpinan DPRD DKI Jakarta nafsu banget ngambil mobil baru? Mobil lama itu mau diapain? Pemborosan lah” ungkapnya.
Saat ini, lima mobil dinas yang diperuntukkan kepada Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan empat wakilnya, Triwisaksana, Abraham Lunggana, Ferrial Sofyan, dan M Taufik itu masih terparkir rapih di parkiran gedung lama DPRD. Karena berkas-berkasnya belum rampung.
Kondisinya pun masih mulus. Belum ada nomor polisi yang terpasang, dan kursi-kursi di bagian dalam masih terbungkus plastik.
Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD DKI Jakarta, Mangara Pardede mengatakan, mobil dinas itu hingga kini belum diserahkan 
“Kami akan memberikan setelah Surat Tanda Kepemilikan Kendaraan (STNK) sudah keluar dari Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI,” ujarnya, Senin (22/12).
Pengadaan mobil dinas itu sendiri diketahui berseberangan dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengatakan akan menghapus aset kepemilikan mobil dinas di lingkungan pemprov.
“Kami putuskan, kami tidak mau lagi membeli mobil dinas,” tegas Ahok di Jakarta november lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

McKay Ditunjuk Sebagai Kapten Brisbane Roar yang Baru

Jakarta, Aktual.co — Brisbane Roar telah menunjuk pemain tim nasional Australia, Matt McKay sebagai kapten klub yang baru dan juga telah mengamankan masa depannya bersama dengan klub tersebut, dengan dua tahun perpanjangan kontrak.

Pengumuman ini datang saat McKay sedang bersiap untuk mencatat rekor jumlah penampilannya bagi Roar.

Pemain tengah, 31 tahun ini akan bermain ke-163 kalinya bagi Brisbane Roar saat ia memimpin pertandingan Liga Australia putaran 12 kontra Central Coast Mariners di Gosford, Sabtu (27/12).

McKay akan melampaui 162 pertandingan Massimo Murdocca bagi Brisbane Roar antara tahun 2005 dan 2013.

McKay memulai debutnya bagi Brisbane Roar dalam kemenangan 2-0 melawan New Zealand Knights pada 28 Agustus 2005 – pertandingan pertama Brisbane Roar dalam Liga Australia – dan sekarang telah bermain lebih dari 14,000 menit untuk klub, mencetak 19 gol sampai hari ini.

Sebelumnya McKay pernah menjadi kapten bagi Brisbane Roar dari tahun 2009 hingga 2011 sebelum pindah ke Glasgow Rangers. Diikuti dengan penampilan bagi Busan IPark (Korea Selatan) dan Changchun Yatai (Cina), ia kembali ke Brisbane Roar tahun lalu sebagai pemain bintang Australia (atau disebut marquee player).

Ia telah bermain sebanyak 50 kali bagi tim nasional Australia dan awal bulan ini masuk dalam daftar sementara 46 pemain untuk menghadapi Piala Asia AFC yang akan berlangsung di Australia.

McKay mengatakan ia merasa bangga menerima jabatan kapten Brisbane Roar meskipun itu akan menjadi sesuatu yang biasa saat ia berada di lapangan.

“Saya melihat diri saya sebagai pemimpin, walau saya bukan seorang kapten. Saya akan tetap melakukan hal sama seperti yang saya lakukan, akan tetapi sekarang saya akan meminta pemain lain untuk membantu saya dan membantu kami karena kami masih harus melakukan perbaikan sebagai sebuah tim,” ucapnya, Senin (22/12).

McKay mengatakan dirinya tidak menyangka ia berada di ambang rekor penampilannya bagi Brisbane Roar.

“Saya tidak bermain untuk mencetak rekor, ini lebih kepada meraih kemenangan championship bagi saya,” ucapnya lebih lanjut.

“Tapi saya senang dapat melampaui rekor dari Mass (Murdocca) karena kami mulai bersama disini. Kami adalah bagian dari akar sejarah klub, kami tahu ketika itu dimulai dan bagaimana berevolusi. Saya berharap dapat menambah nilai tradisi dan sejarah bagi klub kami di masa mendatang,” tambahnya.

McKay mengucapkan terima kasih kepada klub yang telah mengamankan masa depannya untuk bermain bersama Roar.

“Brisbane Roar sangat mendukung pemain-pemain dalam membuat perjanjian jangka panjang dimana mereka dapat berkembang bersama klub dan mereka merasa berkontribusi dan saya tidak berbeda, jadi saya sangat senang berada disini untuk dua musim berikutnya setelah musim ini,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Manajemen Sampah DKI: Gubernur Ahok Harus Lebih Tegas

Jakarta, Aktual.co- Rentetan banjir besar yang melanda Jabodetabek khususnya DKI sejak tanggal 13 Januari 2014 memantik kembali munculnya persoalan lama yang selama ini dianggap sepele.

Sebagian orang yang gemar guyon dan klenik bisa saja melihat musibah banjir Senin 13 Januari itu, sebagai hari nahas alias cilaka 13. Para pengamat lingkungan tentu akan mengomentari dari sudut pandang yang berbeda dan ilmiah.

Alasan fenomena alam, curah hujan yang tidak terkendali, perubahan iklim hingga perusakan keseimbangan lingkungan termasuk pembabatan hutan yang serampangan tanpa henti di hulu (kawasan Bogor) akibat ulah manusia termasuk di dalamnya.

Masuk akal, karena teori tentang keseimbangan alam/lingkungan yang diajarkan para guru di masa kanak-kanak adalah bahwa hutan harus selalu lestari dan dijaga karena peranan sentralnya yang sangat penting dalam menjaga kesimbangan air di dalam tanah.

Ajaran tentang kearifan alam menyiratkan, tindakan merusak dan menggundul hutan diwanti-wanti – cepat atau lambat – akan membawa masalah /bencana bagi manusia, dari bencana banjir, longsor, kerusakan habitat flora dan fauna hingga kehancuran sumber mata air bersih sebagai ancaman lansung pada kelangsungan hidup manusia dll.

Banyak faktor penyebab kerusakan lingkungan alam yang dapat dikambing-hitamkan. Dari pertumbuhan dan perpindahan manusia yang tidak terkendali/tidak teratur, pembangunan yang mengabaikan kelestarian, alih lahan yang semena-mena tanpa perhitungan, alih fungsi persawahan ke industri, dll. Bahkan di kawasan Cipayung, Puncak, terdapat pertokoan dan vila yang menyulap dan mengeruk 1/2 saluran Kali Ciliwung menjadi trotoar di belakang toko-vilanya.

Pendek kata, sejatinya sesuai dengan teori, pembangunan itu harus memperhatikan prinsip keseimbangan agar tidak ada yang merugi akibat dampak yang timbul. Dalam hal ini, sangat banyak alasan yang dilemparkan oleh banyak pihak, terkait sebab musabab langganan banjir yang secara rutin menimpa Jakarta. Muncul pertanyaan apakah masih pantas banjir rutin yang melanda Jakarta (Jabodetabek) disebut sebagai musibah?

Bukankah musibah itu merupakan peristiwa yang tidak diduga-duga?. Sepatutnya kejadian alam (banjir) dapat diduga, dianalisa dan diperkirakan sehingga yang berkompeten terkait dapat menyiapkan diri dan masyarakat untuk siap dan waspada “menyambut banjir” dengan dampak kerusakan seminimal mungkin.

Mengingat kejadiannya yang selalu berulang , menahun dan sudah pasti, maka saya mencoba berperdapat bahwa semestinya banjir di Jabodetabek ini tidak lagi masuk kategori musibah. Bukanlah kita sudah tahu pasti bahwa hampir setiap awal tahun (Januari-Februari) Jakarta niscaya akan dilanda banjir? Memang pejabat dan masyarakat sudah berbuat cukup banyak untuk mengurangi dampaknya.

Namun benar bahwa hingga saat ini belum secara tuntas dan total bebas dari dampak banjir. Wacana sudah dilempar, dari Prokasih-nya mantan Men LH Prof. Emil Salim yang blusukan di Kali Ciliwung, normalisasi DAS sejumlah kali di Jabodetabek merelokasi warga penghuni bantaran kali ke apartemen, hingga wacana transmigrasi.

Memang tidak semudah membalik telapak tangan, perlu dana dan waktu sehingga semua pihak harus urut dada – mengasah sabar. Tentu menyalahkan penguasa sebagai objek hujatan terkait banjir tidaklah adil. Melempar “bola panas” banjir ke pundak Jokowi dan Ahok dengan menuduh mereka “tidak becus mengurus banjir” jelas tidak menyelesaikan soal dan menepis derita. Mereka bisa saja berkelit dan berkilah, hanya “ketiban pulung, mencuci piring kotor” membenahi kegagalan peninggalan rezim pendahulu. Masuk akal jika mereka mulai “melawan” dengan mempertanyakan apa saja yang telah dilakukan 4 gubernur pendahulunya menyiasati banjir DKI?.

Dampak banjir pada Senin , 13 Januari yll, dan hari-hari selanjutnya, membuktikan perlunya langkah agar Pemda DKI, Pusat, Jabar dan Banten segera secara konkrit tanpa tunda bekerjasama melakukan sosialisasi dan penegakan hukum tentang Budaya Anti Buang Sampah Sembarangan terutama ke kali.

Diperlukan agar Program Normalisasi Sungai/Kali dan drainase perkotaan di Jabodetabek yang telah dilakukan ditambah dengan normalisasi saluran-drainase dengan program sterilisasi air limbah rumah tangga dari setiap RT/RW dengan membangun sistem penyaringan air limbah di setiap RT/RW secara swakelola/swadaya masyarakat sebelum dialirkan – dibuang ke saluran induk-utama dan kali.

Salah satu langkah penting dan tugas Pemda DKI lainnya adalah perlu menyegerakan normalisasi kali dari sampah kiriman dari luar Jakarta dengan membangun saringan/jaring-jaring di setiap perbatasan sungai/kali yang memasuki Jakarta dari kawasan Jabodetabek untuk menjaring/ menangkap sampah kiriman guna mengurangi volume/tonase sampah kiriman dari luar kawasan DKI tanpa kendali seperti yang terjadi selama ini.

Para pembayar pajak DKI tentu tidak harus ikut bertanggungjawab dalam manajemen sampah warga Bogor, Depok dll yang selama ini dikirim melalui kali, gratisan pula. Pembuatan jaring sampah dari luar DKI ini bukan dimaksudkan menabuh gendang perang sampah dengan penguasa Bodetabekten, namun lebih pada upaya memicu pembenahan manajemen sampah sampah dan limbah RT lainnya.

Sampah kiriman yang terjaring di perbatasan kawasan DKI dengan luar kawasan tentu adalah merupakan tanggungjawab pemerintah luar DKI dalam pengelolaannya sehingga perlu ditangani dan dibahas dengan baik dan terbuka. Jika memang lahan pembuangan sampah DKI didapatkan dengan alasan harga tanah semakin mahal, marilah mulai memikirkan pembangunan Pusat Pengelolaan Sampah modern di tengah laut Jakarta. Ini saatnya ilmu mengejawantahkan manajemen sampah yang diperoleh staff Pemda DKI yang sejak awal tahun 1990-an rajin studi banding hingga ke Jepang. Jepang memiliki manajemen tata kelola sampah hingga menjadi sumber enerji listrik dan residunya dipakai untuk reklamasi teluk Tokyo.

Jika banjir dikhawatirkan akan menenggelamkan bandara Sukarno Hatta jika Kali Ciliwung disodet ke Cisadane, ini pula saatnya bagi Pemerintah Pusat membangun bandara modern di tengah Laut Jawa/Teluk Jakarta dengan segala fasilitasnya. Kita jangan kalah dengan Hong Kong SAR yang mampu membangun bandara modern di tengah laut.

Kondisi geografis dan topography Jakarta yang sebagian lebih rendah daripada permukaan laut tidak perlu ditangisi. Kita perlu sigap menggunakan akal untuk membangun sebanyak mungkin “tangki air buatan” terbuka bahkan bawah tanah, situ-dam dengan fasilitas pompa air bahkan jika perlu kincir angin seperti di negeri Belanda untuk menyedot air langsung ke laut pada saat diguyur hujan dan banjir kiriman dari kawasan Bogor. Dalam kondisi darurat bencana, semua pihak terkait saling menjaga sikap, agar tidak saling menyalahkan, karena yang utama adalah keselamatan rakyat, jiwa, harta bendanya termasuk fasum dan fasos pembenahan manajemen sampah Jabodetabek hingga tuntas merupakan suatu keniscayaan.

Penulis: Sahat Sitorus
Pemerhati masalah sosial
Jl. Bambu Duri 3, Jaktim
Sahat Sitorus ([email protected])

Kadishub DKI Bantah Pelarangan Motor Sengaja Untungkan Swasta

Jakarta, Aktual.co —Komisi B DPRD DKI panggil Kepala Dinas Perhubungan DKI untuk diminta penjelasan mengenai pelarangan motor melintasi jalan protokol MH Thamrin-Medan Merdeka Barat.
Kadishub DKI M Akbar mengaku belum bisa menanggapi penolakan terhadap kebijakan yang sudah diujicoba sejak 17 Desember tersebut.
“Saya belum tahu. Nanti kita pelajari argumentasi yang dipakai untuk tolak dan nanti coba direspon dan akan sampaikan juga latar belakang larangan ini dilakukan,” kata Akbar, usai temui anggota dewan di pertemuan yang digelar tertutup di DPRD DKI, Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/12).
Dia membantah tudingan bahwa peraturan sengaja dibuat Pemprov DKI untuk menguntungkan pihak swasta. Dalam hal ini pengusaha parkir. Karena 12 lahan parkir motor yang disediakan Pemprov DKI terkait pelarangan ini adalah milik swasta.  Sehingga tak berpengaruh kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Walau diakui Akbar, memang ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan dari penerapan peraturan itu. Tapi dipastikannya itu tidak disengaja.
“Kalau kebetulan ada yang diuntungkan, bukan ‘by design’, tapi konsekuensi. Tapi (pada dasarnya) pembatasan ini (diterapkan) untuk kurangi kecelakaan, demi ketertiban. Kalau ada yang untung, itu di luar (tujuan utama),” tutur dia.
Soal payung hukum, Akbar terang-terangan mengakui kalah hingga saat ini peraturan itu masih berupa Peraturan Gubernur saja. Dan belum ada Peraturan Daerah-nya. 
Namun, kata dia. Pemprov DKI tetap bisa membuat peraturan itu untuk jalan nasional berdasarkan kewenangan otonomi daerah. Hal itu terkait dengan sistem desentralisasi.
“Ini jalan provinsi. Jalan nasional itu (seperti) jalan Perintis, Kali Deres, Gatot Subroto. Kita juga buat (peraturan) di jalan nasional enggak ada problem, kaya di simpang enggak boleh belok kiri/kanan, karena pemrpov punya otonomi,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Terkait Tim Sembilan, SOS: Kemenpora Tidak Jelas

Jakarta, Aktual.co — Rencana Tim Sembilan dianggap bakal menjadi bumerang bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Hal itu karena Kemenpora tidak mau terbuka dalam penunjukkan anggota tim tersebut.

Dikatakan juru bicara Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, ketidakterbukaan Kemenpora membuat tim tersebut terasa ambigu. Kata dia, jika tidak segera diberitahukan, Tim Sembilan bisa dianggap membawa kepentingan tertentu.

“Kemenpora tidak jelas. Anggotanya siapa, tugasnya apa juga tidak tahu,” sesal Apung ketika dihubungi Aktual.co, Senin (22/12).

Menurut Apung, jika serius mau membentuk Tim Sembilan, Kemenpora bisa meniru Satgas anti Mafia Migas yg dibentuk oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Mereka (Kementerian ESDM) jelas menjabarkan tugas-tugas Satgas anti Mafia Migas. Waktu kerjanya juga jelas,” pungkasnya.

Seperti diketahui, rencana Kemenpora membentuk Tim Sembilan belum ada kejelasan. Sampai sekarang, Kemenpora belum bisa menjelaskan dan mengungkapkan apa-apa saja yang menjadi tugas serta siapa-siapa saja anggota Tim Sembilan.

Saat ini, masyarakat khususnya publik sepakbola tengah menunggu manurver-manuver tim tersebut. Ketidakjelasan Tim Sembilan mulai membuat masyarakat semakin pesimis.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain